Saturday, August 8, 2015

The Wings of the Kirin

Kirin no tsubasa
                Film ini menceritakan penyelidikan pelaku penusukan yang mengakibatkan korban meninggal. Korban tersebut bernama Aoyagi. Aoyagi   berjalan dari lokasi penusukan sampai kirin no tsubasa. Saat Aoyagi meninggal, orang yang diduga menusuk orang tersebut (Fuyuki) meninggal akibat tertabrak truk ketika melarikan diri dari kejaran polisi. Fuyuki diduga menusuk Aoyagi karena saat digeledah setelah tertabrak ditemukan  menemukan tas beserta barang-barang korab penusukan.

                Dua orang bernama Kaga dan Matsumiya dari kepolisian menggali siapa penusuk sebenarnya, motifnya beserta alasan korban berjalan menuju kirin no tsubasa. Dan hasilnya didapat hubungan antara korban dan orang yang diduga pelaku penusukan. Akan tetapi hubungan tersebut kurang kuat sebagai motif penusukan. Setelah digali lagi hubungan peristiwa yang terjadi, mengarah pada kejadian tenggelamnya teman anak korban 3 tahun yang lalu. Apakah peristiwa yang terjadi 3 tahun yang lalu? Akankah Fuyuki bersalah atas kematian korban?
                Film ini cukup menarik dan ketika akhir cerita kita akan lebih paham pesan moral yang disampaikan pada penonton. Pesan moral tersebut disampaikan secara tersurat oleh Kaga dengan menasehati sensei anak dari Aoyagi .Walaupun  film ini awalnya terlihat sangat membosankan tapi cara penggalian bukti sangat menarik. Alur cerita juga mudah dipahami. Bagi kalian yang menjadi guru wajib menonton film ini.


Rating menurut saya: 3,5 dari 5.

Kaya mana?

Kaya Mana?
                Secara logika, kita akan lebih cepat kaya ketika mengumpulkan uang dan tidak memberikannya pada orang lain atau  bersikap pelit. Coba bayangkan ketika kita menjadi orang yang pemurah dan mudah memberi? Kapan kita bisa mengumpulkan uang dan cepat menjadi kaya bila kita selalu memberi? Tapi memang rejeki itu tak bisa dilogika. Justru kekayaan itu bertambah cepat saat kita mudah memberi. Tak percaya? Simaklah cerita yang saya amati dikehidupan nyata dengan latar belakang saya bolak-balik.
                Keluarga kecil terdiri dari 5 orang, anak tertua telah bekerja cukup lama menjadi pegawai negri dengan gaji yang melebihi gaji guru, mungkin kira-kira 2 sampai 3 kali gaji guru. Anak tertua tinggal dikota yang berbeda dan tinggal bersama sodaranya. Anak kedua bekerja sebagai pembantu keluarga didalam rumahnya? Anak ketiga masih kuliah di universitas swasta masih satu kota tempatnya tinggal. Sang ayah terkadang bekerja sebagi petani, peternak atau sopir terkadang. Sang istri membantu suami memeilihara sebuah binatang ternak. Dalam kehidupan sehari-harinya, kebutuhan rumah tangga ini dibantu oleh anak tertuanya bahkan sampai biaya pendidikan adik-adiknya. Tapi anak pertama ini hanya membagi rejekinya hanya dengan keluarganya saja dengan orang lain beserta keluarga besarnya pun dia sangat jarang memberi.
                Disisi lain, terdapat keluarga yang sama. Terdiri atas 5 orang. anak pertama dan kedua beserta kedua orang tuanya melaksanakan bisnis bersama. Anak kedua tinggal di kota yang berbeda dengan keluarganya. Dan dalam hal ini berarti hasil dari bisnis akan dibagi menjadi 3. Anak ketiga masih sekolah di sebuah sekolah kejuruan. Anak pertama merupakan single parent dengan satu anak. Dalam kehidupannya, anak kedualah yang sering menopang kehidupan orang tua beserta sodaranya bahkan keponakkannya ketika uang yang mereka miliki kurang. Anak kedua ini setiap bertemu dengan keluarga besarnya pasti memberi. Dia memberikan uang dari sepupu, sodara orang tuanya bahkan dengan orang tua orang tuanya.
                Lebih kaya manakah? Anak pertama atau anak kedua? Secara logika lebih kaya anak pertama pada keluarga pertama. Tapi pada kenyataannya lebih kaya anak kedua pada keluarga kedua. Kenapa? Mari kita bandingkan. Anak pertama tinggal di rumah sodaranya, sedangkan anak kedua tinggal dirumahnya sendiri. Dapatkah kita membayangkan? Hasil yang diperoleh dari bisnis anak kedua dibagi menjadi 3 dan dia dapat membeli rumah di kota tempatnya tinggal? Anak pertama belum membeli mobil sedangkan anak kedua membeli mobil baru secara cash. Bayangkan dengan bisnis keluarga yang dibagi 3 hasilnya dia dapat membeli mobil cash! Selain membeli mobil secara cash dalam waktu yang hampir bersamaan dia juga membeli ban baru. Dan disinilah peran Allah. Rejeki yang Allah berikan akan bertambah lebih banyak ketika kita tidak pelit. Mungkin sejatinya lebih kaya anak pertama, tapi dengan jalan dan rejeki yang Allah berikan semua kebutuhan anak kedua ditambahkan dan dimudahkan sehingga terpenuhi. Dalam kehidupan mereka saya memetik pelajaran berharga dan berkat mereka saya memahami keagungan Allah. Ibu saya pernah bilang,”Kita takkan pernah tahu rejeki Allah itu datang bagaimana, tapi pasti Dia akan memberikan rejeki itu.” Dalam kata-kata itu dan pengamatan terhadap mereka saya paham bahwa rejeki Allah takkan pernah bisa dilogika dan Dia akan memenuhi kebutuhan kita dengan caraNya yang takkan pernah kita sangka.