ADAPTASI
TERBANG PADA MAMMAL (KELELAWAR)
A. Morfologi Sayap Kelelawar
Struktur
rangka pada sayap kelelawat tersusun atas humerus, radius yang berkembang
sangat baik dan ulna yang sangat tereduksi. Metakarpal memanjang dan tulang
phalanges membentuk struktur sayap sisanya. Tulang pada sayap menyediakan frame
segmen tulang untuk mendukung dan mengkontrol membran yang digunakan untuk
terbang. Membran yang berguna untuk terbang ini kita sebut sebagai patagium.
Patagium tersusun atas sturktur lapisan double yang fleksibel yang mengandung
kulit, otot dan jaringan konektif. Patagium juga menerima suplai darah dari pembuluh
darah. Patagium memanjang dari sisi tubuh dan hind limb menuju tangan dan jari
kelima yang disebut sebagai plagiopatagium. Bagian patagium lainnya yang
memanjang dari bahu menuju polex (jari pertama) sepanjang bagian anterior di
sayap (propatagium), antara jari (chiropatagium), dan dari hind limb ke ekor
(uropatagium/membran interfemoral). Sayap
bekerja dengan membran segmen fleksibel yang berganti bentuk dan menghasilkan
variasi pada tekanan gradual sepanjang permukaan sayap. Hal tersebut akan akan
menghasilkan variasi pada gaya angkat dan gaya dorong. Kelelawar mengkontrol
bentuk patagium dan memmanuver.
Terbang
pada kelelawar dilakukan dengan mengkontol perbedaan 17 pasang otot. Tiga
pasang otot yang berbeda menyediakan kekuatan untuk gerakan menurun. Tiga
pasang lainnya untuk pergerakan naik. Sternum kelelawar tidak berkembang dengan
baik. Otot perktoralis yang berasal dari sternum merupakan otot terbesar yang
digunakan untuk terbang dan mendapat suplai darah paling banyak. Otot lain yang
berasal dari vertebral column danskapula membantu menyediakan tegangan dan
mengatur posisi sayap.
Hind limb
mempunyai bone spur unik yang kita
sebut sebagai calcar yang merupakan tonjolan kedalam dari tibia.
Tulang ini menempel pada uropatagium dan berfungsi untuk menjaga posisi ekor
saat flapping dalam kondisi terbang.
Kaki dapat digunakan untuk mengatur uropatagium pada saat terbang. Hindleg pendek dan termasuk
membran sayap. Klavikula kuat dan berfusi dengan skapula dan sternum. Mata
kecil dengan daya penglihatan yang lemah. Telinga memiliki pinnae.
Perbedaan
luasan sayap kelelawar akan mempengaruhi kecepatan terbangnya. Kelelawar
bersayap yang sempit dapat terbang lebih cepat dari kelelawar yang bersayap
lebar. Akan tetapi, kelelawar dengan sayap yang lebih luas lebih akurat.
A. Desain Tubuh
Tulang
kelelawar lebih kecil dan dan lebih ringan dari anggota mammal lainnya.
Walaupun, tulang kelawar tidak sekecil dan seringan tulang burung. Tulang
kelawar memiliki marrow shaft. Tulang
seperti ulna dan kaudal telah tereduksi, bahkan ada yang tidak ada seperti
fibula dan caudal. Distal phalanges mengalami reduksi mineralisasi dan datar
dibagian cross-section yang meningkatkan fleksibilitas sayap. Kelelawar masih
memiliki gigi sehingga massa tubuhnya lebih berat dari pada burung. Leher
pendek merupakan kompensasi atas adanya massa ekstra pada tengkorak. Selain
itu, leher pendek membantu menjaga pusat gravitasi di tengah tarso. Tubuh
kelelawat dibuat menjadi lebih pendek dan beberapa vertebae berfusi sehingga
tulang punggung kuat.
DAFTAR
PUSTAKA
Beatty, R., A. J. Beer, J. Green, and B. Taylor. 2008. Exploing the World of Mammals. Chelsea House
Publishers.New York. p. 43
Hutchins, M., A. V. Evans, R. W. Garrison, and N. 2003. Schlager
Grzimek’s Animal Life Encyclopedia. 2nd
edition. Volume 12. MI: Gale Group. Farmington Hills. p.
56, 58-59
Kotpal, R. L. 2010. Modern
Text Book of Zoology Vertebrates [Animal Diversity II]. Rastogi
Publications. New Delhi.p. 507,
Lyneborg, L. 1971. Mammals
in Colour. Bland Prees.West Street.
Searfoss, G. 1995. Skulls
and Bones A Guide to the Skeletal Structures and Behavior of North American
Mammals. Stackpole Books. Mechanicsburg, PA.
No comments:
Post a Comment