Monday, November 28, 2016

Carassius auratus sebagai Ikan Invasif di Australia

Carassius auratus sebagai  Ikan Invasif di Australia
A.    Sejarah Introduksi di Australia
           C. auratus telah diintroduksi pada tahun 1876 (Anonimb, 2011). Introduksi C. auratus ke Australia untuk pemanfaatannya sebagai hewan akuarium (Anonimb, 2011). C. auratus berada diperairan dapat dikarenakan introduksi oleh migran sebagai makanan tradisional atau dilepaskan dari aquariam (Anonim, 2012). C. auratus saat ini  ditemukan di perairaan Selatan-Barat Australia.
B.     Kerusakkan dan Kerugian
Informasi mengenai dampak dari C. auratus di Australia pada spesies asli masih sangat limit (Arthington and McKenzie, 1997). C. auratus menimbulkan perubahan habitat dengan menggali di sekitar lapisan dasar sungai dan danau, mencabuti tumbuhan dan membuat perairan keruh sehingga nutrien meningkat yang selanjutnya terjadi alga bloom dan terjadinya nutiren tereduksi makanan alami untuk spesies lain.
C. auratus memiliki potensi untuk menyebarkan penyakit dan parasit bagi ikan native  (Anonima, 2011). Pada tahun 1970an C. auratus membawa penyakit dari Jepang ke Australia. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri dan berefek pada populasi C. auratus dan common carp di Australia Selatan dan Timur. Penyakit tersebut tidak berefek pada spesies ikan natif Australia (Anonim, 2009). Akan tetapi, menurut Lintermans (2009) C. auratus yang diimport dari jepang ke Victoria dianggap bertanggung jawab mengintroduksi penyakit Goldfish ulcer yang menyerang spesies salmonid seperti ikan trout (Lintermans, 2009).
C. auratus dapat berkompetisi dengan spesies native dalam hal makanan dan juga dapat memakan spesies lain saat muda (Anonim, 2012). Selain itu, C. auratus  memiliki makanan yang overlap dengan spesies katak Canadian (Corfield, et al., 2008). C. auratus dapat mengancam hewan asli Australia dengan cara memakan telur salamender serta spesies katak Australia (Corfield, et al., 2008). Juvenil C. auratus dapat memakan element komunitas zooplankton di Australia, dan hal ini menyebabkan perubahan pada stuktur komunitas zooplankton. C. auratus selanjutnya menjadi mendominansi pada komunitas ikan di Australia. Densitas  zooplankton akan menurun akibat predasi C. auratus yang tinggi dan menyebabkan efek kaskade ekologikal pada spesies nativ Australia (Corfield, et al., 2008). Ikan nativ yang dirugikan adalah reour cod Maccullochella macquariensis.
C.    SIFAT BIOLOGI
1.      Klasifikasi
     Klasifikasi  menurut Street (2002).dari Carassius auratus adalah seperti dibawah ini:
Kingdom         : Animalia                            
Phylum            : Chordata
Subphylum      : Vertebrata
Class                : Actinopterygii
Order               : Cypriniformes
Family             : Cyprinidae
Genus              : Carassius
Spesies            : Carassius auratus
     Carassius auratus dalam bahasa inggris dikenal dengan nama Goldfish dan Golden Carp  (Hutchins, et al., 2003).
2.      Karakter
      Carassius auratus memiliki ukuran standar 13-19 cm, akan tetapi  ukurannya dapat mencapai 59 cm (Hutchins, et al., 2003; Corfield, et al., 2008). Tubuh gemuk dan kompres. Tubuh simetris bilateral. Moncong ikan  pointed. Mulut terminate dan oblique. Gigi pharyngeal dalam satu barisan. Gigi ini digunakan untuk menghancurkan makanan (Street, 2002). Gill raker 37-43. Sirip dorsal panjang dengan 4 spina dan 15-19 ray (lunak). Sirip anal pendek dengan 3 spina dan 5 rays. Spina pada anal dan bagian dorsal paling akhir bergerigi (serrated). Jantan pada anal finnya berbenyuk concave, sedangkan betina konfeks (Nico, et al., 2016). Garis tengah komplit dengan 27-30 sisik. C. auratus liar berwarna olive-hijau pada punggungnya dan abu-abu-putih di perut  (Hutchins, et al., 2003). Bobot C. auratus dapat mencapai 4,5 kg (Anonim, 2012). C. auratus tidak memiliki barbel pada bibir bagian atas (Anonima, 2011). Mata besar dengan indra penciuman dan pendengaran yang tajam. Seksual dimorfisme memiliki kenampakkan yang sama (Street, 2002).
     C. auratus yang dipelihara dalam aquarium memiliki variasi bentuk dan warna. C. auratus secara umum dapat terbagi menjadi 4 tipe, yaitu: a) grass, dengan primitifdan tubuh ramping, kepala pointed, mata kecil dan ekor satu/dobel; b) fancy, ekor dobel dan siripnya panjang; c) dragon/mata, mata besar dengan mata yang menonjol keluar; dan d) bentuk telur, sirip dorsal tidak ada  (Hutchins, et al., 2003).
3.      Makanan
             Makanan C. auratus adalah tumbuhan, krustasea kecil, detritus, moluska, cacing akuatik serta dapat memakan memakan larva yang bervariasi dan serangga aquatik (Corfield, et al., 2008; Hutchins, et al., 2003). C. auratus yang dipelihara diberikan makanan pelet (Street, 2005).
     Cara makan C. auratus adalah dengan cara menyedot sedimen ketika dia memakan benthos. Perilaku makan yang demikian akan menyebabkan kenaikan turbinitas Corfield, et al., 2008).
4.       Lifespan
             C. auratus dapat hidup sampai berusia 30 tahun (Corfield, et al., 2008). Street (2002) berpendapat bahwa C. auratus yang dipelihara ada yang mencapai 43 tahun, sedangkan yang dialam rata-rata mencapai 41.
5.       Distribusi
             C. auratus merupakan spesies nativ asia, menurut Street (2002) asal ikan ini adalah di China. Tipe liar telah diintroduksi sampai ke Eropa dan Amerika Utara. Varietas aquarium telah diintroduksi ke seluruh dunia  (Hutchins, et al., 2003). Range indigenous C. auratus adalah dengan latitute  22-53°N  dari subtropikal sampai temperate. Range introdusnya sangat tersebar dari temperate yang dingin sampai subtropis diseluruh dunia  (Corfield, et al., 2008).
     C. auratus diintroduksi ke nearctic, oriental, ethiopian, neotropical dan australian (Street, 2002).
1.      Perilaku
            C. auratus merupakan ikan sosial. C. auratus dapat memiliki densitas populasi yang tinggi pada kondisi tertentu  (Hutchins, et al., 2003). C. auratus  memperlihat perilaku sedikit agresif (Corfield, et al., 2008).
2.      Habitat
            C. auratus hidup di perairan hangat dan dangkal dengan vegetasi lebat seperti danau, reservoir dan sungai, akan tetapi lebih menyukai habitat yang lebih dingin (cooler water) (Hutchins, et al., 2003; Anonima, 2011). C. auratus dewasa secara umum ditemukan di dasar, walaupun terkadang muncul di permukaan  (Hutchins, et al., 2003). C. auratus secara umum ditemukan pada sungai, kolam dan dam (Anonima, 2011).  Menurut Welcomme (1988) dalam Corfield, et al., (2008). Populasi C. auratus didaerah tropis ditemukan pada altitude 200-1000 m.
     C. auratus hidup dengan range pH 6,5-8,5 (Street, 2002).
3.      Reproduksi
            C. auratus dewasa ketika ukuran tubuh mencapai 9 cm pada 1-2 tahun.  C. auratus bertelur ketika musim semi sehingga temperatur air mencapai 15,6C dan hujan muncul. Telur akan dikeluaran membentuk kumpulan-kumpulan dan menempel pada tumbuhan akuatik atau bahkan objek lain. Jantan akan membuahi telur secepatnya. Inkubasi membutuhkan waktu 4 hari pada suhu 17-19C. Larva yang telah menetas melekat pada tumbuhan, 1-2 hari kemudian anakan baru dapat berenang bebas. Varietas fekunditas bervariasi dari 12.000-28.000 telur perindividu  (Hutchins, et al., 2003).
4.      Toleransi Lingkungan
            C. auratus dapat mentolerir salinitas sampai kadar salinitas 17 ppt. Selain itu, C. auratus dapat bertahan pada kondisi oksigen yang rendah dengan berasosiasi menggunakan air yang mengenang. C. auratus juga dapat mentoleransi kadar pH dari 6-8 (Corfield, et al., 2008).
5.      Waktu Generasi
             C. auratus membutuhkan waktu minimal 1,4-4,4 tahun agar populasi menjadi 2 dobel.
6.      Status Konservasi
             C. auratus tidak masuk dalam list IUCN, akan tetapi tipe lokal mengalami ancaman serius karena hibridisasi artifisial dan transplantasi  (Hutchins, et al., 2003). C. auratus tidak memiliki status spesial pada US Federal List, CITES dan State of Michigan List (Street, 2002).
7.      Signifikasi pada Manusia
             C. auratus merupakan makanan, walaupun produksinya lebih sedikit dari Common Carp. C. auratus dimanfaatkan sebagai ikan aquarium (Hutchins, et al., 2003). C. auratus juga dimanfaatkan sebagai pakan ikan karnivor (Street, 2002).
8.      Predator
             C. auratus dimakan oleh Ardea herodias, Butorides virescens, Larus delawarensis, Cercyle alcyon, kura-kura dan Esox lucsius.
14. Lain-Lain
                   C. auratus dan Common carp dapat berhibridisasi (Street, 2002).
A.    Upaya Pengendalian dan Pencegahan yang telah dilaksanakan
            Pencegahan persebaran C. auratus secara sederhana dan mudah adalah tidak melepaskannya di perairan. C. auratus sebaiknya diamankan pada kolam ornamel yang tak dapat mengalami kebanjiran sehingga ikan ini dapat melarikan diri (Anonim, 2012).
             Apabila menemukan atau menangkap C. auratus jangan dilepaskan tapi silahkan dimakan atau dihilangkan secara manusiawi (Anonim 2012).
            Morgan and Beatty (2004) mengusulkan untuk menangkap dengan jaring, seine net, gill net atau electrofishing pada area yang memiliki densitas tinggi untuk membasmi C. auratus (Anonim, 2016).    
B.     Contoh Kasus
           C. auratus mengintroduksi sungai Vasse dan dapat tumbuh lebih dari 40 cm selain itu berkontribusi terhadap alga bloom. Tahun 2003 atau 2004 C. auratus telah terkonsentrasi pada area spesifik. Metode yang digunakan untuk menangkap C. auratus adalah dengan generator electrofisher yang dikombinasi dengan monofilament gill net. C. auratus sebaiknya ditangkap setiap 1-2 minggu tiap tahun antara  mid-summer dan awal musim semi ketika level air pada ketinggian terendah.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2009. Goldfish General Information. https://www.daf.qld.gov.au/fisheries/pest-fish/non-indigenous-fish/goldfish. Diakses pada 25 Oktober 2016 pukul 21.25  
Anonima. 2011. Pest Fish of Queensland Identification Guide. The State of Queensland, Department of Employment, Economic Development and Innovation.
Anonimb. 2011. Advice to the Minister for Sustainability, Environment, Water, Population and Communities from the Threatened Species Scientific Committee (the Committee) on an Amendment to the List of Key Threatening Processes under the Environment Protection and Biodiversity Conservation Act 1999 (EPBC Act). https://www.environment.gov.au/system/files/pages/e3891c44-d0ce-4f00-bc55-aa57eca41f96/files/outside-fish-advice.pdf.  Diakses pada 7 November 2016 pukul 15.04
Anonim. 2012. Aquatic Invaders Identification Guide. Government of Western Australia Departement of Fisheries.  Perth.
Anonim. 2015. Invasive Species. www.epa.nsw.gov.au. Diakses pada 25 September 2016 pukul 9.42
Anonim. 2016. Global Invasive Species Database (2016) Species profile: Carassius auratus. http://www.iucngisd.org/gisd/species.php?sc=368#. Diakses pada 25 Oktober 2016 pukul 21.15
Anonim. Tanpa Tahun. Invasive Species. Natural Resource Management. Tasmania
Arthington, A. And F. McKEnzie. 1997. Review of Impacts of Displaced/Introduced Fauna Associated with Inland Waters.Commonewealth Canberra.
Corfield, J., B. Diggles, C. Jubb, R. M. McDowall, A. Moore, A. Richards, and D. K. Rowe. 2008. Report to The Australian Goverment Departement of the  of the Environment, Water, Heritage and the Arts  Review of the impacts of introduced ornamental fish species that have established wild populations in Australia Australian Goverment Department of the Environment, Water, Heritage and the Arts. P. 111
Hutchins, M., A. V. Evans, R. W. Garrison, and N. 2003. Schlager Grzimek’s Animal Life Encyclopedia.  2nd edition. Volume 4. MI: Gale Group. Farmington Hills. P. 308-309.
Lintermans, M. 2009. Fish of the Murray- Darling Basin an Introductory Guide. Murray-Darling Basing Authoriry. Canbertta. P. 120-121.
Morgan, D., S. Beatty, and H. McLetchie. 2004. Control of Feral Goldfish (Carassius auratus) in the Vasse River. Report to the Vasse-Wonnerup LCDC.
Nico, L.G., P.J. Schofield, J. Larson, T.H. Makled and A. Fusaro. 2016. Carassius auratus. https://nas.er.usgs.gov/queries/FactSheet.aspx?speciesID=508. Diakses pada 25 Oktober 2016 pukul 22.52
Street, R. 2002. Carassius auratus. animaldiversity.org/accounts/Carassius_auratus/. Diakses pada 11 Oktober 2016.

Friday, September 9, 2016

PENGENALAN MAMMAL KOLEKSI MUSEUM BIOLOGI

PENGENALAN MAMMAL KOLEKSI MUSEUM BIOLOGI  
  Hasil dan Pembahasan
1.      Rattus sp.
 Kingdom               : Animalia
 Phylum                  : Chordata
 Subphylum                        : Vertebrata
 Class                      : Mammalia
 Order                     : Rodentia
 Family                    : Muridae
 Genus                    : Rattus
Spesies                  : Rattus sp. (Myers et. all., 2016)
Description: C:\Users\CANDRA-UY\Documents\mammal museum\13012892_10201804959563780_2056597321681809397_n.jpg
Gambar 1. Preparat awetan dari Rattus sp.
     Rattus sp. memiliki sepasang rahang yang panjang, rootless, chisel-like dengan incisipus tumbuh sepanjang hidupnya. Gigi kaninus tidak ada. Terdapat diastema yang merupakan ruang kosong anatara molar dan kaninus. Moncongnya panjang. Pada digiti terdapat cakar.  Testis terdapat di abdominal. Ekor Rattus sp. memiliki sisik.
     Hewan ini dikenal sebagai rodensia hama yang hidup di lubang dan membuat lubang di rumah serta ladang. Rattus sp. merupakan hewan yang cerdas dengan rasa ingin tahu yang tinggi. Selain itu, hewan ini termasuk hewan nokturnal dan bereproduksi secara cepat (Kotpal, 2010)
2.      Rattus exulans
 Kingdom               : Animalia
 Phylum                  : Chordata
 Subphylum                        : Vertebrata
 Class                      : Mammalia
 Order                     : Rodentia
 Family                    : Muridae
 Genus                    : Rattus
 Spesies                   : Rattus exulans (Ruedas et. al., 2008)
Description: C:\Users\CANDRA-UY\Documents\mammal museum\r. exulans.jpg
Gambar 2. Preparat awetan dari Rattus exulans
     Tubuh di bagian atas berwarna coklat, sedangkan bagian bawah berwarna coklat abu-abi. Ekor berwarna gelap dan terkadang bagian bawah agak pucat.
     Merupakan salah satu hewan nokturnal. Hidup di hutan dekat persawahan hingga pemukiman. Makanan berupa tumbuhan dan hewan kecil (Ario, 2010).
3.      Bandicota indica
 Kingdom               : Animalia
 Phylum                  : Chordata
 Subphylum                        : Vertebrata
 Class                      : Mammalia
 Order                     : Rodentia
 Family                    : Muridae
 Genus                    : Bandicota
Spesies                    : Bandicota indica (Myers, et. al., 2016).
Description: C:\Users\CANDRA-UY\Documents\mammal museum\12998527_10201804959843787_2700709109056084836_n.jpg
Gambar 2. Preparat awetan Bandicota indica
Bandicota indica merupakan tikus yang  panjang dengan rambut yang tak rapi. Tubuh bagian  atas berwarna kehitaman-coklat terkadang terdapat bagian abu-abu di tepi.  Ekor lebih pendek dari kepala. Kaki besar dan lebar dengan warna coklat gelap sampai kehitaman.
Gigi incisipus sangat luas, bersudut menuu bawah atau membentuk kurva. Dalam tengkorak, tulang nasal panjang, nostril tersembunyi dan insicipus dari atas. Kelenjar mammal 3+3.
Hidup secara nokturnal dan ditemukan di daerah sawah .  Makanan  berupa  tumbuhan dan  invertebrata (Francis and Barrett,). 
4.      Rattus tiomanicus
 Kingdom               : Animalia
 Phylum                  : Chordata
 Subphylum                        : Vertebrata
 Class                      : Mammalia
 Order                     : Rodentia
 Family                    : Muridae
 Genus                    : Rattus
Spesies                    : Rattus tiomanicus (Ario, 2010).
Description: C:\Users\CANDRA-UY\Documents\mammal museum\12985474_10201804958323749_5654616545429981837_n.jpg
Gambar 4. Preparat awetan dari Rattus  tiomanicus
R. tiomanicus memiliki ciri khas berupa warna rambut punggung yang kontras dengan warna rambut dada serta perut. Rambut punggung berwarna kecoklatan, sedangkan rambut dada serta rambut perut putih. Panjang tubuh dari 100-180 mm, dengan ekor 80-110 mm, telapak kaki belakang 25-34 mm.
Hidup didaerah semak belukar dan aktif malam hari. Hidup di daerah terestrial dan memakan dari tumbuhan sampai hewan kecil (Ario, 2010).
5.      Delphinus delphis
 Kingdom               : Animalia
 Phylum                  : Chordata
 Subphylum                        : Vertebrata
 Class                      : Mammalia
 Order                     : Cetacea
 Family                    : Delphinidae
 Genus                    : Delphinus
Spesies                    : Delphinus delphis (Alspaugh, 2010).
Description: C:\Users\CANDRA-UY\Documents\mammal museum\12987202_10201804962643857_7995187481672379469_n.jpg
Gambar 5. Preparat awetan Delphinus delphis
Delphinus delphis memiliki tubuh ramping dengan moncong sedang hingga panjang serta sirip punggung tinggi dan sedikit membentuk sabit. Panjang tubuhnya mencapai 2,3 m (betina) dan 2,6 m (jantan). Berat tubuhnya maksimal 150 kg. Punggung berwarna abu-abu gelap kecoklatan, perut putih dan warna coklat-kekuningan di sisi belakang. Bibirnya gelap dan terdapat garis yang melingkari daerah seputar mata.
Makanan berupa ikan, gurita, dan cumi-cumi (Hutchins et al., 2003).
Delphinus delphis ditemukan di perairan kostal.  Perjalanan 5-7mil dapat ditempuh dalam 1 jam. Spesies ini dapat kita jumpai di Pasifik dan Atlantik Amerika Utara.
Merupakan hewan sosial. Perjalanan dalam mencari mangsa bersama kawanannya.
6.      Manis javanica
Kingdom               : Animalia
Phylum                  : Chordata
Class                      : Mammalia
Order                     : Pholidota
Family                   : Manidae
Genus                    : Manis
Spesies                  : Manis javanica (Breen, 2003).
Gambar 2. Manis javanica
  Ukuran tubuh M. javanica dari kepala sampai tubuh sekitar 50-60 cm dan pajang ekor 50-80 cm (Hutchins et al., 2003).  M. javanica memiliki sisik berwarna ember-kuning atau coklat kehitaman. (Hutchins et al., 2003). Selain itu, M. javanica memiliki kulit yang keputihan dan terdapat rambut di dasar sisik tubuh. Memiliki cakar di kaki depan  (Ario, 2010). Kepala dan ekor yang pankang akan menipis dan menggantung dibawah tubuh saat berjalan di atas tanah. Ekor dapat melingkari tubuh bila diganggu yang berfungsi sebagai pelindung tubuh yang tak bersisik.
       M. javanica merupakan hewan nokturnal dan predonan terestrial tapi juga dapat memanjat (Hutchins et al., 2003). Ketika siang hari,  M. javanica akan  tidur di liang bawah tanah. Hidup didaerah pegununan, hutan sekunder dan lahan berkebunan (Ario, 2010).
      M. javanica memakan termites, semut dan pupa. Makan berupa semut dan rayap diambil dari sarang yang berasal dari pepohonan. Sarang tersebut diambil dengan membuka sarang menggunakan cakar dan isi dijilat dengan lidah panang dan lengket. 
7.      Callosciurus notatus
Kingdom               : Animalia
Phylum                  : Chordata
Class                      : Mammalia
Order                     : Rodentia
Family                   : Scuiridae
Genus                    : Callosciurus
Spesies                  : Callosciurus notatus (Constantine, 2006)
Description: C:\Users\CANDRA-UY\Documents\mammal museum\12963821_10201804957963740_319892206708303261_n.jpg
Gambar 7. Preparat awetan Callosciurus notatus
Callosciurus notatus memiliki warna coklat olive pada bagian atas dan ekor. Bagian dalamnya berwarna merah-coklat. Betina memiliki 2-3 kelenjar susu. Berat tubuh dari 160-259 gram. Ukuran tubuh dari 152-224 mm, ekor berukuran 146-211mm dan kaki belakang 38-47mm.
Memiliki gigi incisipus 2 pasang dibawah dan di atas. Gigi incipus atas lebih besar. Gigi premolar bagian atas 2 dan 1 dibagian bawah setiap sisi  rahang dan 3 di atas dan bawah adalah molar. Kaninus tidak ditemukan pada spesies ini. Makanan berupa bunga, biji, serangga, dan daun.
Callosciurus notatus hidup secara arboreal ditemukan  pada perkebunan,  hutan semak, hutan hujan dan hutan mangrove. Callosciurus notatus adalah hewan diurnal dan ditemukan sendiri atau dalam group kecil.
8.      Pteropus vampyrus
Kingdom   : Animalia
Kingdom               : Animalia
Phylum                  : Chordata
Class                      : Mammalia
Order                     : Chiroptera
Family                   : Pteropodidae
Genus                    : Pteropus
Spesies                  : Pteropus vampyrus (Norton, 2011)
      P. vampyrus merukan spesies kelelawar terbesar di dunia. Panjang forearm mencapai 180-220 mm dengan mean wingspan 1,5 m dan bobot tubuh 0,6-1,1 kg. Telinga panjang dan pointed dengan wajah seperti anjing. Rambut dibagian atas dorsal pendek dan stiff. Kepala dan tubuh bagian atas tertutup oleh mantel gelap dengan warna dari merah mahoni sampai hitam sedangkan ventral lebih gelap ari bagian tubuh lainnya. Sayap memiliki bentuk yang pendek dengan ujung yang membulat. Membran sayap pada P. vampyrus tidak memiliki rambut. Hindleg pendek dan termasuk membran sayap. Klavikula kuat dan berfusi dengan skapula dan sternum. Mata kecil dengan daya penglihatan yang lemah. Telinga memiliki pinnae.
P. vampyrus hidup di hutan tropis dan swamps. Saat siang hari, berada di pohon yang besar. Di pohon besar telah digunakan  bertahun-tahun oleh P. vampyrus. Poho tersebut digunakan untuk menajamkan cakar.
Tengkorak P. vampyrus berupa robust dengan orbit yang hampir komplit dan zygomatic arch yang luas. Formula iginya adalah 2/2, 1/1, 3/3, 2/3 dengan total gigi 34. Kaninus atas memiliki prominen anterior groove dan groover kecil pada permukaan dalam.
9.      Galeopterus variegatus
Kingdom               : Animalia
Phylum                  : Chordata
Class                      : Mammalia
Order                     : Dermoptera
Family                   : Cynocephalidae
Genus                    : Galeopterus
Spesies                  : Galeopterus variegatus
Description: C:\Users\CANDRA-UY\Documents\mammal museum\12994382_10204794205494752_4653640514239659535_n.jpg
Gambar 8. Galeopterus variegatus
      Galeopterus variegatus merupakan  mammlia yang dapat terbang, yang sebenarnya dia hanya meluncur saja. Morfologinya adalah kepala kecil, mata steroskopik, dahi lebar dan telinga kecil. Moncongnya agak tumpul tak tidak terlihat adanya kumis atau janggut tipis di wajah. Rambut tubuh pada bagian dorsal tebal dan berbintik sedangkan rambut bagian ventral pucat.  Pada bagian lateral tubuh terdapat membran yang kita sebut sebagai patagium yang berfungsi untuk meluncur. Patagium  memiliki rambut dan  memanjang dari kaki depan hingga belakang serta dari leher sampai kuku. Jari pada Galeopterus variegatus memiliki membran dan bercakar. Jari berbentuk pipih dan dibagian telapak jari membentuk piringan penghisap yang berfungsi membantu mencengkram saat memanjat pohon.
      Galeopterus variegatus hidup secara arboreal, yang sebagain besar hidupnya dihabiskan di atas pohon. Hidup di daerah hutan hujan tropis di datara tinggi serta dapat ditemukan di hutan yang telah terganggu oleh aktifitas manusia. Galeopterus variegatus tersebar di Asia Tenggara dan edemik Indocina serta dataran sunda.
      Galeopterus variegatus termasuk herbivora dan dolivora yang memakan aun dan bunga. Selain itu, Galeopterus variegatus dapat memakan nektar.
10.  Macropus sp.  
Kingdom               : Animalia
Phylum                  : Chordata
Class                      : Mammalia
Order                     : Diprolodontia
Family                   : Macropodidae
Genus                    : Macropus
Spesies                  : Macropus sp.


      Kepala pendek dengan monong panjang dan tertutup rambut halus, telinga panjang dan tegak. Kaki depan jauh  lebih pendek dari kaki belakang. Memiliki kantung yang berada di bagian perut/ventral. Ekor panjang dan digunakan unuk keseimbangan saat berjalan. Rambut di bagain tubuh tebal dan kasar. Jantan memiliki ukuran tubuh 2 kali lebih besar dari betina. Betina memiliki vagina dobel. Spesies hewan ini memiliki 3 premolar dan 4 molar setiap rahang.
      Habitat Macropus sp. berupa hutan sampai padang rumput. Selain itu juga ditemukan di hutan yang luas dengan curah hujan tinggi atau agak kering. Persebaran hewan ini dari Australiadan beberapa wilayah Tasmania. Spesies ini tidak dilindungi. Makanan berupa rumput da dedaunan.
      Satu jantan berpsangan dengan 5-6 betina. Mereka hidup secara sosial dengn anggota mencapai lebih dari 50 individu dengan dominansi jantan (Jackson, 2003).

B.     Kesimpulan
Ordo Marsupialia memiliki masup’um yang berada di abdominal dan menggunakan untuk tempat perkembangan pada saat immature. Dermaptera memiliki ciri khas dapat gliding dengan patagiumnya. Chiroptera memiliki forelimb yang termodifikasi menjadi sayap/patagium. Rodentia memiliki sepasang rahang yang panjang, rootless, chisel-like dengan incisipus tumbuh sepanjang hidupnya. Pholidota  memiliki ciri tubuh tertutup sisik tulang yang overlapping dan terdapt rambut diantara sisiknya. Cetacea memiliki ciri mammalia yang mirip ikan dengan rambut yang tereduksi, pektoral limb termodifikasi menjadi mirip dayung.

C.     Daftar Pustaka
 Alspaugh, M. 2000. Delphinus delphis Short-Beaked Saddleback dolphin. http://animaldiversity.org/accounts/Delphinus_delphis.  Diakses pada 16 April 2016 pukul 22.09.
Ario, A. 2010. Panduan LapanganMengenal Satwa Taman Nasional Gunung Gede Pangrango. Conservation Internasional Indonesia. Jakarta. p. 41, 42, 52
Breen, K. 2003. Manis javanica Malayan pangolion. http://animaldiversity.org/accounts/Manis_javanica. Diakses pada 3 April 2016 pukul 15.04.
 Constantine, J. 2006. Callosciurus notatus Plantain Squirrel. http://animaldiversity.org/accounts/Callosciurus_notatus/. Diakses pada 16 April 2016 pukul 22.29
Francis, C. M. and p. Barrett. 2008. A Guide to the Mammals of South-East Asia. New Holland Publishers. London.  P. 355
Hutchins, M., A. V. Evans, R. W. Garrison, and N. 2003. Schlager Grzimek’s Animal Life Encyclopedia.  2nd edition. Volume 15. MI: Gale Group. Farmington Hills. p. 56
Hutchins, M., A. V. Evans, R. W. Garrison, and N. 2003. Schlager Grzimek’s Animal Life Encyclopedia.  2nd edition. Volume 16. MI: Gale Group. Farmington Hills. p. 116
Jackson, S. 2003. Australian Mammals Biology and Management. CSIRO. Collingwood VIC.
Kotpal, R. L. 2010. Modern Text Book of Zoology Vertebrates [Animal Diversity II]. Rastogi Publications. New Delhi. p. 491, 492
Myers, P., R. Espinosa, C. S. Parr, T. Jones, G. S. Hammond, and T. A. Dewey. 2016. Bandicota indica Greater Bandicoot Rat.. http://animaldiversity.org/accounts/Bandicota_indica/classification/. Diakses pada 16 April 2016 pukul 22.13
Norton, K. 2011. Pteropus vampyrus Large Flying Fox. http://animaldiversity.org/accounts/Pteropus_vampyrus. Diakses pada 16 April 2016 pukul 12.17.

Ruedas, L., Heaney, L. & Molur, S. 2008. Rattus exulans. http://www.iucnredlist.org/details/19330/0. Diakses pada 16 April 2016 pukul 21.28.