Sunday, January 17, 2016

PENGENALAN BURUNG KOLEKSI KEBUN BINATANG GEMBIRO LOKA

PENGENALAN BURUNG KOLEKSI KEBUN BINATANG GEMBIRO LOKA
1.       Haliastur indus

Kingdom         : Animalia

Filum               : Chordata

Class                : Aves
Ordo                : Falconiformes          
Family             : Accipitridae
Genus              : Haliastur
Spesies            : Haliastur indus
Deskripsi         : Hewan ini mempunyai paruh bagian atas dengan pucuk tajam dan  melengkung ke bawah (Radiopoetro, dkk. 1996). Jari-jari kaki memiliki cakar runcing dan melengkung yang berfungsi untuk memegang mangsa (Radiopoetro, dkk. 1996). Elang  ini berukuran sedang dengan panjang tubuh sampai 45 cm. Haliastur indus memiliki paruh seperti kait dan tajam. Paruhnya memiliki karakters nostril yang sirkuler. Paruh telah terspesialisasi untuk merobek kulit dan tendon sera apat digunakan untuk opposisi makanan agar dapat membedah prey dengan kaki. Haliastur indus  memiliki kaki yang kuat yang digunakan untuk menangkap dan membunuh mangsanya. Memiliki cervical vertebrae sebanyak 15 (Marchant and Higgins, 1993).  Warna elang remaja berbulu kecoklatan. Hidup secara soliter tapi saat makanan melimpah membentuk kelompok sampai 35 indivu.
Reproduksi        : berkembangbiak daro Januari-Agustus dan Mei-Juli dengan masa pengeraman 28-35 hari
Habitat              : tingal di rawa dengan pohon tinggi untuk bersarang
Penyebaran        :  anak benua India, Asia Tenggara dan Australia
Diet                   : memakan mamalia kecil, ayam, aves kecil, reptil dan serangga.
Perlindungan     : Appendik II, Least concern dan PP No. 7/1999
 
Haliastur indus

 
 
 Lophura nycthemera
Kingdom         : Animalia
Filum               : Chordata
Class                : Aves
Ordo                : Galliformes
Famili              : Phasianidae
Genus              : Lophura
Spesies            : Lophura nycthemera
        Deskripsi         : Memiliki paruh pendek dengan kaki untuk lari serta mengorek-orek (Radiopoetro, dkk. 1996). Leher jantan panjang dengan warna hitam, dengan dagu hitam dan perut berwarna glossi hitam-kebiruan sisanya berwarna putih dengan banyak garis hitam. Ekor ukurannya dapat panjang dengan bulu tengah putih polos. Wajah berwarna merah terang wattles yang digunakn selama courtship. Jantan berumur setahun memiliki banyak tanda hitam di dada dan badannya secara umum coklat dengan coretan abu-abu. Betina kusam dengan warna coklat olive seluruhnya. Betina berukuran lebih kecil dari jantan dan berwajah lebih pucat. Paruh berwarna abu-abu dan kaki merah. Anakan betina lebih terang atau pucat.

Reproduksi        : beranak ketika telah memasuki umur 2 tahun tapi umur 1 tahun telah fertil. Bertelur 2-4 dan masa inkubasi 23 hari. Hewan ini dewasa secara seksual ketika berumur 2 tahun.

Habitat              : hidup di hutan Montane atau Premontane dengan semak yang lebat dari elevasi 800-2750m. Habitatnya sangat bervariasi dari campuran deciduous, pinus dan bukit hutan evergreen.

Penyebaran        :  spesies ini ada di Cina paling Selatan, Vietnam, Lao PDR, Kamboja timur, Thailand dan Burma.
Diet                   : memakan biji dan buah
Perlindungan     : secara global tidak terancam
Lophura nycthemera
1.      Columba sp.
Kingdom         : Animalia
Filum               : Chordata
Class                : Aves
Ordo                : Columbiformes
Famili              : Columbidae
Genus              : Columba
Spesies            : Columba sp.
Deskripsi         : Mempunyai paruh pendek dan langsing dengan cera di pangkal. Memiliki ingluvies besar (Radiopoetro, dkk. 1996). Sayap kuat untuk terbang dan ujungnya berbentuk membulat (Hutchins et al., 2002). Sayap terdiri atas 11 bulu primer dan 10-15 bulu second dan tertials. ).  Otot terbang menyusun 40% berat tubuh (Hutchins et al., 2002). . Tipe kaki Famili Columbidae merupakan perching.

Reproduksi     : burung dara merupakan burung yang bermonogami (Hutchins et al., 2002). Betina betina duduk dilokasi sarang dan mengumpulkan materi sarang didekatnya, sedangkan jantan mencari materi sarang dan memberikannya kebetina. Sarang berada di  pohon atau semak. Telur yang dihasilkan 2 dengan warna putih.
Habitat              : berkembangbiak di tebing dah human structures dari sea level sampai di atas Himalaya. Memakan di wilayah yang tak berpohon.
Penyebaran        :  pada Columba livia menyebar diseuluruh dunia
Diet                   : memakan biji-bijian dan buah
Perlindungan     : pada Columba leuconota tidak dilindungi, sedangkan pada Columba livia interbreeding dengan feral pigeon akan mengancam spesies ini.
Columba sp.

 
1.      Psittacus erithacus
Kingdom         : Animalia
Filum               : Chordata
Class                : Aves
Ordo                : Psittaciformes
Famili              : Psittacidae
Genus              :  Psittacus
Spesies            : Psittacus erithacus
Deskripsi           : Memiliki paruh besar berbentuk seperti catut dengan bagian lebih panjang denga pucuk runcing dan melengkung ke bawah. Bagian bawah dengan pucuk runcing yang melengkung ke atas tepi kedua bagian adalah tajam. Terdapat cera lunak. Rahang atas dapat bergerak pada os. Forntale. (Radiopoetro, dkk. 1996). Jari kaki pertama dan keempat menunjuk ke belakang, jari kaki kedua dan ketiga menunjuk ke muka. Kaki dapat digunakan untuk memegang. Lidah tebal seperti silinder.
Reproduksi        : burung betina dapat menghasilkan 1-3 telur dan secara umum hanya 2. Peletakkan telur dalam sarang yang berada di lubang kayu, terkadang memilih lokasi yang ditinggalkan oleh burung pelatuk. Berpasangan secara monogami yang dimulai ketika berumur 3-5 tahun saat telah mengalami kematangan seksual. Jantan akan memberikan makanan kepada pasangannya dan betina tidur di sarang.
Habitat              : daerah hutan hujan sekunder
Penyebaran        : Afrika Barat dan Afrika Tengah
Diet                   : merupakan herbivora dengan makanan berupa buah-buahan dan biji-bijian. Makanan suplemen dapat berupa serangga, kulit kayu, daun dan bunga/
Perlindungan     : Appendiks II
 



Psittacus erithacus



Phoeniconaias minor
Kingdom         : Animalia
Filum               : Chordata
Class                : Aves
Ordo                : Phoenicopteriformes
Famili              : Phoenicopteridae
Genus              : Phoeniconaias
Spesies            : Phoeniconaias minor

Deskripsi         : memiliki ukuran kecil dibandingkan dengan flamigo lainnya dengan berat maksimal 2,7 kg. Jantan berbobot 1,4-2,2 kg dan betina 1,2-2 kg. Rata-rata pejantan dewasa memiliki tinggi 90 cm sedangkan betina dewasa berukuran 80 cm. Tinggi maksimal saat berdiri 100 cm dan bentang sayap antara 90-105 cm. Bulu lebih pucat dari jenis flamingo lainnya dengan dominansi warna putih dan merah pucat. Saat makan, leher panjang flamigo akan membengkok dan paruh berada di dalam air. Lidah akan memompa kedalam dan keluar untuk menyedot garam, air alkali dan lumpur. Filter di paruh akan menangkap mikrooalgae yang mengambang di air. 
Reproduksi        : bertelur 1 butir berukuran besar dengan pengeraman kurang lebih 28 hari. 
Habitat              : hidup di Danau Rift Valley Ethiopia, Kenya dan Tanzania juga danau berair asin, coastal laguna, 
Penyebaran        :  aktifitas breed terjadi di Ethiopia, Kenya dan Tanzania pada benua Afrika. Di Benua Asia berada di India dan Pakistan. Ketika tak melakukan breeding berada di sub-SaharanPakistan.  
Diet                   : ganggang biru-hijau, bentic diatom, serangga kecil dan krustasea. 
Perlindungan     : CITES Appendix II, CMS Appendix II 

Phoeniconaias minor

Oriolus chinensis
Kingdom         : Animalia
Filum               : Chordata
Class                : Aves
Ordo                : Passeriformes
Famili              : Oriolidae
Genus              : Oriolus 
Spesies            : Oriolus chinensis  
Deskripsi         : Memiliki ukuran kurang lebih 26 cm, berwarna hitam dan kuning terdapat strip hitam yang melewati mata dan tengkuk. Bulu terbang secara umum hitam. Jantan memiliki warna kuning terang sedangkan betina lebih buram dengan punggung kuning zaitun. Burung immature warna hitam diganti warna zaitun, tubuh bagian bawah keputih-putihan dengan burik hitam. Iris berwarna merah dengan paruh pink dan kaki hitam. 
Reproduksi        : berpasangan secara monogami. Jantan mempertahankan daerah teritorial dengan betina membangun sarang dan menginkubasi telur dengan sedikit bantuan 
Habitat              : hutan, perkebunan, agroforest, pemukiman dan hutan manggrove 
Penyebaran        : Sumatera, Kalimantan, Jawa dan Bali   
Diet                   : memakan buah dan serangga 
Perlindungan     : UU RI tidak dilindungi, CITES belum terdaftar, IUCN Least Concern  
Oriolus chinensis
 Pavo cristatus
Kingdom         : Animalia
Filum               : Chordata
Class                : Aves
Ordo                : Galliformes
Famili              : Phasianidae
Genus              : Pavo
Spesies            : Pavo cristatus
Deskipsi         :  burung merak memiliki berat 2,7-6 kg dengan panjang sayap 1,4-1,6 m. Panjangnya dari 0,86-2,12 m. Burung merak memiliki kaki yang kuat, panjang dan berwarna coklat keabuan yang berguna untuk lari kesemak-semak untuk keselamatanya. Jantan memiliki spurs  dengan panjang kurang lebih 2,5 cm yang digunakkan untuk berkompetisi dengan jantan lainnya dalam breeding season. Betina memiliki warna coklat, abu-au dan warna krem. Anakan berwarna kuning sampai coklat. Leher dan badan berwarna biru terang, dan bulunya terdapat garis emas.
Reproduksi        : jantan menghasbiskan energi yang banyak untuk meningkatkan kondisi ekornya yang menghabiskan waktu berlatih dan menghindari predato ataupun mencari makanan. Ekor yang terawat dengan jumlah ocelli  ini akan menentukan kesuksesan mating penjantan. Ketika jumlah ocelli  dikurangi kesuksesan matingnya akan berkurang. Kesuksesan mating dipengaruhi oleh jumlah ocelli, waktu yang digunakan jantan untuk memamerkannya dan kesehatan individu jantan. Hal ini terjadi karena betina menganggap mating dengan jantan berocelli berjumlah banyak akan mendapatkan keturunan yang mmemiliki sistem imun lebih baik dan memiliki survivalships lebih tinggi. Ornamen bulu seperti panjang dan jumlah ocelli saat musim kawin menentukan karakter genetik dan memperlihatkan riwayat kondisi seperti penyakit dan bekas serangan yang diterima. Betina akan menyerang betina lain saat musim kawin untuk memonopoli jantan. Jantan yang disukai dapat melaksanakan kawin dengan betina lain dan betina yang sama lebih dari sekali. Rata-rata jantan dapat kawin dengan 6 betina berbeda setiap musim kawin. Merak dewasa secara seksual saat umur 6 tahun, walaupun jantan dapat kawin ketika berusia 2 tahun. Betina bertelur 3-5 dengan bentuk oval dan berwarna kecoklatan. Sarang terbuat dari daun dan batang yang terletak ditanah dibawah semak-semak. Pengeraman hanya dilakukan oleh betina.
Habitat              : tidak melakukan migrasi dan tinggal di decicuous, habitata hutan terbuka, juga tinggal di  hutan decicuous yang bercampur dengan hutan evergreen. Hanya dapat ditemukan di area 900-1200 m above sea level dengan habiata yang mendukung.
Penyebaran        : terdapat di Sri Lanka, India, Pakistan, Kashmir, Nepal, Assam, Nagaland, Burma, Jawa, Ceylon, Malaya dan Kongo.   
Diet                   :  burung merak merupakan omnivora yang dapat memakan serangga, cacing, kadal, katak, kuncup bunga, batang bambu, biji, daun bunga, rumput, dan ular. Termites merupakan makanan pilihan mereka.
Pavo cristatus
Ptilinopus melanospilus
Kingdom         : Animalia
Filum               : Chordata
Class                : Aves
Ordo                : Columbiformes
Famili              : Columbidae
Genus              : Ptilinopus
Spesies            : Ptilinopus melanospilus Salvadori 1875
Deskripsi        : burung ini memiliki ukuran 21-27 cm dengan berat 92-120 g. Kepala berwarna abu-abu silver dengan tengkuk hitam dan leher putih. Pada dada bagian bawah dan bagian atas berwarna hijau atau kuning kehijuan
Reproduksi     : nesting pada bulan Febuari-September di Jawa
Habitat        : tinggal di hutan, pinggir hutan dan semak yang berada di hutan dekat dengan kota.
Penyebaran    :  Jawa, Bali, Sulawesi
Diet                 : sangat sedikit informasi, tapi diketahui mengambil buah dan ceri.
Perlindungan     : secara global tidak terancam
Ptilinopus melanospilus
Irena puella
 Kingdom         : Animalia
Filum               : Chordata
Class                : Aves
Ordo                : Passeriformes
Famili              : Irenidae
Genus              : Irena 
Spesies            : Irena puella 
Deskripsi         : jantan memiliki berat 56,6-75,7 gram sedangkan betina 52-71,2 gram. Plumage jantan terdapat pertemuan warna biru yang besar dengan warna hitam velvet dan ditegaskan dengan warna merah pada mata.  Betina memiliko plumage besar berwarna hijau kobalt dengan warna hitam primer dan warna hijau terang yang membulat pada bulu ekor serta berkaki kecil.
 Reproduksi    : musim kawin dari Januari-Juni denga puncak di Febuari-April. Sarang dilapisi oleh lumut, akar dan detritus di ketinggian 5 meter yang terletak tersembunyi di pohon dengan banyak daun berada. Telur yangdihasilkan 2 dengan warna olive-abu-abu dengan splotched iregular coklat. Berpasangan secara monogami.
Habitat              : hidup di daeral tropis sampai subtropikal dengan tempat tinggal hutan primer maupun sekunder.
Penyebaran        :  koastal India Selatan, Himalaya Timur, Myanmar, Indocina, Malay Peninsula, Jawa, Sumatra, Borneo, Yunan,Pulau Palawan di Filipina
Diet                   : buah merupakan makanan primer, terkadang memakan nektar, serta serangga
 
Irena puella

    Daftar Pustaka
Anonim. Tanpa Tahun.  Lesser flamingo (Phoeniconaias minor). http://www.arkive.org/lesser-flamingo/phoeniconaias-minor. Diakses pada 3 Desember 2015 pukul 10.37
Ayat, A. 2011. Panduan Lapangan Burung-Burung Agroforest di Sumatera. World Agroforesty Center. Bogor. Hal. 94
Baptista, L.F., Trail, P.W. & Horblit, H.M. (1997). Black-naped Fruit-dove (Ptilinopus melanospilus). In: del Hoyo, J., Elliott, A., Sargatal, J., Christie, D.A. & de Juana, E. (eds.) (2014). Handbook of the Birds of the World Alive. Lynx Edicions, Barcelona. (retrieved from http://www.hbw.com/node/54354 on 6 December 2015)
BirdLife International. 2012. Lophura nycthemera. The IUCN Red List of Threatened Species 2012: e.T22679220A40117248. http://dx.doi.org/10.2305/IUCN.UK.2012-1.RLTS.T22679220A40117248.en . Diakses pada 09 November 2015 pukul 9.24
BirdLife International. 2015. Lesser Flamingo Phoeniconaias minor. http://www.birdlife.org/datazone/speciesfactsheet.php?id=3771. Diakses pada 3 Desember 2015 pukul 10.14
Cowell, D. 2012. Silver Pheasant ( Lophura nycthemera). www.gbwf.org. Diakses pada 09 November 2015 pukul 9.52
Fowler, E. 2011. "Pavo cristatus". http://animaldiversity.org/accounts/Pavo_cristatus/. Diakses pada 6 Desember 2015. Pukul  10.15
Holman, R. 2008. Psittacus erithacus. http://animaldiversity.org/accounts/Psittacus_erithacus/. Diakses pada 7 Desember 2015 pukul 10.01
Humphrey, S. R. And J. R. Brain. 1990. Endangered Animals of Thailand. Sandhill Crane. p. 172
Hutchins, M., J. A. Jackson, W. J. Bock, and D. Olendorf. 2002. Grzimek’s Animal Life Encyclopedia, 2nd edition. Vol. 9 Farmington Hills, MI: Gale Group. New York. p. 247, 250, 255
Hutchins, M., J. A. Jackson, W. J. Bock, and D. Olendorf. 2002. Grzimek’s Animal Life Encyclopedia, 2nd edition. Vol. 10 Farmington Hills, MI: Gale Group. New York. p. 416, 417
Hutchins, M., J. A. Jackson, W. J. Bock, and D. Olendorf. 2002. Grzimek’s Animal Life Encyclopedia, 2nd edition. Vol. 11 Farmington Hills, MI: Gale Group. New York. p. 428, 429
Marchant, S. And P. J. Higgins. 1993. Order Falconiformes. www.nzbirdsonline.org.nz. Diakses pada 26 Oktober 2015 pukul 23.38.
McGowan, P.J.K. & Kirwan, G.M. (2015). Silver Pheasant (Lophura nycthemera). In: del Hoyo, J., Elliott, A., Sargatal, J., Christie, D.A. & de Juana, E. (eds.) (2015). Handbook of the Birds of the World Alive. Lynx Edicions, Barcelona. (retrieved from http://www.hbw.com/node/53490 on 7 December 2015).
Myers, P., R. Espinosa, C. S. Parr, T. Jones, G. S. Hammond, and  T. A. Dewey. 2015. Haliastus indus Brahminy Kite.  www.animaldiversity.org. Diakses pada 26 Oktober 2015 pukul 20.28.
Myers, P., R. Espinosa, C. S. Parr, T. Jones, G. S. Hammond, and T. A. Dewey. 2015. Irena puella puella. http://animaldiversity.org. Diakses pada 10 Desember 2015 pukul 2.45.
Radiopoetro, Suharno, S. Djalal T., S. H. Suatoro, H. S. Djalal T., dan A. Muljo. 1996. Zoologi. Erlangga. Jakarta.
Wells, D. (2005). Asian Fairy-bluebird (Irena puella). In: del Hoyo, J., Elliott, A., Sargatal, J., Christie, D.A. & de Juana, E. (eds.) (2014). Handbook of the Birds of the World Alive. Lynx Edicions, Barcelona. (retrieved fromhttp://www.hbw.com/node/60466 on 9 December 2015).

No comments:

Post a Comment