PENGENALAN BURUNG KOLEKSI KEBUN
BINATANG GEMBIRO LOKA
1.
Haliastur
indus
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Class : Aves
Ordo : Falconiformes
Family : Accipitridae
Genus : Haliastur
Spesies : Haliastur indus
Deskripsi : Hewan ini mempunyai paruh bagian atas
dengan pucuk tajam dan melengkung ke
bawah (Radiopoetro, dkk. 1996). Jari-jari kaki memiliki cakar runcing dan
melengkung yang berfungsi untuk memegang mangsa (Radiopoetro, dkk. 1996).
Elang ini berukuran sedang dengan
panjang tubuh sampai 45 cm. Haliastur
indus memiliki paruh seperti kait dan tajam. Paruhnya memiliki karakters
nostril yang sirkuler. Paruh telah terspesialisasi untuk merobek kulit dan
tendon sera apat digunakan untuk opposisi makanan agar dapat membedah prey
dengan kaki. Haliastur indus memiliki kaki yang kuat yang digunakan untuk
menangkap dan membunuh mangsanya. Memiliki cervical vertebrae sebanyak 15
(Marchant and Higgins, 1993). Warna
elang remaja berbulu kecoklatan. Hidup secara soliter tapi saat makanan
melimpah membentuk kelompok sampai 35 indivu.
Reproduksi : berkembangbiak daro Januari-Agustus
dan Mei-Juli dengan masa pengeraman 28-35 hari
Habitat : tingal di rawa dengan pohon
tinggi untuk bersarang
Penyebaran :
anak benua India, Asia Tenggara dan Australia
Diet : memakan mamalia kecil,
ayam, aves kecil, reptil dan serangga.
Perlindungan : Appendik II, Least concern dan PP No.
7/1999
Haliastur indus
Lophura
nycthemera
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Class : Aves
Ordo : Galliformes
Famili : Phasianidae
Genus : Lophura
Spesies : Lophura
nycthemera
Deskripsi :
Memiliki paruh pendek dengan kaki untuk lari serta mengorek-orek (Radiopoetro,
dkk. 1996). Leher jantan panjang dengan warna hitam, dengan dagu hitam dan
perut berwarna glossi hitam-kebiruan sisanya berwarna putih dengan banyak garis
hitam. Ekor ukurannya dapat panjang dengan bulu tengah putih polos. Wajah
berwarna merah terang wattles yang digunakn selama courtship. Jantan berumur
setahun memiliki banyak tanda hitam di dada dan badannya secara umum coklat
dengan coretan abu-abu. Betina kusam dengan warna coklat olive seluruhnya.
Betina berukuran lebih kecil dari jantan dan berwajah lebih pucat. Paruh
berwarna abu-abu dan kaki merah. Anakan betina lebih terang atau pucat.
Reproduksi : beranak ketika telah memasuki umur 2
tahun tapi umur 1 tahun telah fertil. Bertelur 2-4 dan masa inkubasi 23 hari. Hewan
ini dewasa secara seksual ketika berumur 2 tahun.
Habitat : hidup di hutan Montane atau
Premontane dengan semak yang lebat dari elevasi 800-2750m. Habitatnya sangat
bervariasi dari campuran deciduous, pinus dan bukit hutan evergreen.
Penyebaran :
spesies ini ada di Cina paling Selatan, Vietnam, Lao PDR, Kamboja timur,
Thailand dan Burma.
Diet : memakan biji dan buah
Perlindungan : secara global tidak terancam
Lophura
nycthemera
1.
Columba
sp.
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Class : Aves
Ordo : Columbiformes
Famili : Columbidae
Genus : Columba
Spesies : Columba sp.
Deskripsi : Mempunyai paruh pendek dan langsing
dengan cera di pangkal. Memiliki ingluvies besar (Radiopoetro, dkk. 1996).
Sayap kuat untuk terbang dan ujungnya berbentuk membulat (Hutchins et al., 2002). Sayap terdiri atas 11 bulu primer
dan 10-15 bulu second dan tertials. ). Otot terbang menyusun 40% berat tubuh
(Hutchins et al., 2002). . Tipe kaki
Famili Columbidae merupakan perching.
Reproduksi : burung dara merupakan burung yang
bermonogami (Hutchins et al., 2002).
Betina betina duduk dilokasi sarang dan mengumpulkan materi sarang didekatnya,
sedangkan jantan mencari materi sarang dan memberikannya kebetina. Sarang
berada di pohon atau semak. Telur yang
dihasilkan 2 dengan warna putih.
Habitat : berkembangbiak di tebing dah human structures dari sea level sampai di atas Himalaya.
Memakan di wilayah yang tak berpohon.
Penyebaran :
pada Columba livia menyebar
diseuluruh dunia
Diet : memakan biji-bijian dan
buah
Perlindungan : pada Columba
leuconota tidak dilindungi,
sedangkan pada Columba livia interbreeding dengan feral pigeon akan mengancam spesies ini.
Columba sp.
1.
Psittacus
erithacus
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Class : Aves
Ordo : Psittaciformes
Famili : Psittacidae
Genus : Psittacus
Spesies : Psittacus erithacus
Deskripsi : Memiliki paruh besar berbentuk
seperti catut dengan bagian lebih panjang denga pucuk runcing dan melengkung ke
bawah. Bagian bawah dengan pucuk runcing
yang melengkung ke atas tepi kedua bagian adalah tajam. Terdapat cera lunak.
Rahang atas dapat bergerak pada os. Forntale. (Radiopoetro, dkk. 1996). Jari
kaki pertama dan keempat menunjuk ke belakang, jari kaki kedua dan ketiga
menunjuk ke muka. Kaki dapat digunakan untuk memegang. Lidah tebal seperti
silinder.
Reproduksi : burung betina dapat menghasilkan 1-3
telur dan secara umum hanya 2. Peletakkan telur dalam sarang yang berada di
lubang kayu, terkadang memilih lokasi yang ditinggalkan oleh burung pelatuk.
Berpasangan secara monogami yang dimulai ketika berumur 3-5 tahun saat telah
mengalami kematangan seksual. Jantan akan memberikan makanan kepada pasangannya
dan betina tidur di sarang.
Habitat : daerah hutan hujan sekunder
Penyebaran : Afrika Barat dan Afrika Tengah
Diet : merupakan herbivora dengan
makanan berupa buah-buahan dan biji-bijian. Makanan suplemen dapat berupa
serangga, kulit kayu, daun dan bunga/
Perlindungan : Appendiks II
Psittacus
erithacus
Phoeniconaias
minor
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Class : Aves
Ordo : Phoenicopteriformes
Famili : Phoenicopteridae
Genus : Phoeniconaias
Spesies : Phoeniconaias minor
Deskripsi : memiliki ukuran kecil dibandingkan
dengan flamigo lainnya dengan berat maksimal 2,7 kg. Jantan berbobot 1,4-2,2 kg
dan betina 1,2-2 kg. Rata-rata pejantan dewasa memiliki tinggi 90 cm sedangkan
betina dewasa berukuran 80 cm. Tinggi maksimal saat berdiri 100 cm dan bentang
sayap antara 90-105 cm. Bulu lebih pucat dari jenis flamingo lainnya dengan
dominansi warna putih dan merah pucat. Saat makan, leher panjang flamigo akan
membengkok dan paruh berada di dalam air. Lidah akan memompa kedalam dan keluar
untuk menyedot garam, air alkali dan lumpur. Filter di paruh akan menangkap
mikrooalgae yang mengambang di air.
Reproduksi : bertelur 1 butir berukuran besar
dengan pengeraman kurang lebih 28 hari.
Habitat : hidup di Danau Rift Valley
Ethiopia, Kenya dan Tanzania juga danau berair asin, coastal laguna,
Penyebaran :
aktifitas breed terjadi di Ethiopia, Kenya dan Tanzania pada benua
Afrika. Di Benua Asia berada di India dan Pakistan. Ketika tak melakukan
breeding berada di sub-SaharanPakistan.
Diet : ganggang biru-hijau, bentic
diatom, serangga kecil dan krustasea.
Perlindungan : CITES Appendix II, CMS Appendix II
Phoeniconaias
minor
Oriolus chinensis
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Class : Aves
Ordo : Passeriformes
Famili : Oriolidae
Genus : Oriolus
Spesies :
Oriolus chinensis
Deskripsi : Memiliki ukuran kurang lebih 26 cm,
berwarna hitam dan kuning terdapat strip hitam yang melewati mata dan tengkuk.
Bulu terbang secara umum hitam. Jantan memiliki warna kuning terang sedangkan betina
lebih buram dengan punggung kuning zaitun. Burung immature warna hitam diganti warna zaitun, tubuh bagian bawah
keputih-putihan dengan burik hitam. Iris berwarna merah dengan paruh pink dan
kaki hitam.
Reproduksi : berpasangan secara monogami. Jantan
mempertahankan daerah teritorial dengan betina membangun sarang dan
menginkubasi telur dengan sedikit bantuan
Habitat : hutan, perkebunan, agroforest,
pemukiman dan hutan manggrove
Penyebaran : Sumatera, Kalimantan, Jawa dan Bali
Diet : memakan buah dan serangga
Perlindungan : UU RI tidak dilindungi, CITES belum
terdaftar, IUCN Least Concern
Oriolus chinensis
Pavo
cristatus
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Class : Aves
Ordo : Galliformes
Famili : Phasianidae
Genus : Pavo
Spesies :
Pavo cristatus
Deskipsi :
burung merak memiliki berat 2,7-6 kg dengan panjang sayap 1,4-1,6 m.
Panjangnya dari 0,86-2,12 m. Burung merak memiliki kaki yang kuat, panjang dan
berwarna coklat keabuan yang berguna untuk lari kesemak-semak untuk keselamatanya.
Jantan memiliki spurs dengan panjang kurang lebih 2,5 cm yang
digunakkan untuk berkompetisi dengan jantan lainnya dalam breeding season. Betina memiliki warna coklat, abu-au dan warna
krem. Anakan berwarna kuning sampai coklat. Leher dan badan berwarna biru
terang, dan bulunya terdapat garis emas.
Reproduksi : jantan menghasbiskan energi yang
banyak untuk meningkatkan kondisi ekornya yang menghabiskan waktu berlatih dan
menghindari predato ataupun mencari makanan. Ekor yang terawat dengan jumlah ocelli ini akan menentukan kesuksesan mating
penjantan. Ketika jumlah ocelli dikurangi kesuksesan matingnya akan berkurang.
Kesuksesan mating dipengaruhi oleh jumlah ocelli,
waktu yang digunakan jantan untuk memamerkannya dan kesehatan individu
jantan. Hal ini terjadi karena betina menganggap mating dengan jantan berocelli berjumlah banyak akan mendapatkan
keturunan yang mmemiliki sistem imun lebih baik dan memiliki survivalships lebih tinggi. Ornamen bulu
seperti panjang dan jumlah ocelli saat
musim kawin menentukan karakter genetik dan memperlihatkan riwayat kondisi
seperti penyakit dan bekas serangan yang diterima. Betina akan menyerang betina
lain saat musim kawin untuk memonopoli jantan. Jantan yang disukai dapat
melaksanakan kawin dengan betina lain dan betina yang sama lebih dari sekali.
Rata-rata jantan dapat kawin dengan 6 betina berbeda setiap musim kawin. Merak
dewasa secara seksual saat umur 6 tahun, walaupun jantan dapat kawin ketika
berusia 2 tahun. Betina bertelur 3-5 dengan bentuk oval dan berwarna
kecoklatan. Sarang terbuat dari daun dan batang yang terletak ditanah dibawah
semak-semak. Pengeraman hanya dilakukan oleh betina.
Habitat : tidak melakukan migrasi dan
tinggal di decicuous, habitata hutan
terbuka, juga tinggal di hutan decicuous yang bercampur dengan hutan evergreen. Hanya dapat ditemukan di area
900-1200 m above sea level dengan
habiata yang mendukung.
Penyebaran : terdapat di Sri Lanka, India,
Pakistan, Kashmir, Nepal, Assam, Nagaland, Burma, Jawa, Ceylon, Malaya dan
Kongo.
Diet : burung merak merupakan omnivora yang dapat
memakan serangga, cacing, kadal, katak, kuncup bunga, batang bambu, biji, daun
bunga, rumput, dan ular. Termites
merupakan makanan pilihan mereka.
Pavo cristatus
Ptilinopus
melanospilus
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Class : Aves
Ordo : Columbiformes
Famili : Columbidae
Genus : Ptilinopus
Spesies : Ptilinopus melanospilus Salvadori 1875
Deskripsi : burung ini memiliki ukuran 21-27 cm
dengan berat 92-120 g. Kepala berwarna abu-abu silver dengan tengkuk hitam dan
leher putih. Pada dada bagian bawah dan bagian atas berwarna hijau atau kuning
kehijuan
Reproduksi : nesting pada bulan Febuari-September di
Jawa
Habitat : tinggal di hutan, pinggir hutan
dan semak yang berada di hutan dekat dengan kota.
Penyebaran :
Jawa, Bali, Sulawesi
Diet : sangat sedikit informasi,
tapi diketahui mengambil buah dan ceri.
Perlindungan : secara global tidak terancam
Ptilinopus melanospilus
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Class : Aves
Ordo : Passeriformes
Famili : Irenidae
Genus : Irena
Spesies : Irena puella
Deskripsi : jantan memiliki berat 56,6-75,7 gram
sedangkan betina 52-71,2 gram. Plumage
jantan terdapat pertemuan warna biru yang besar dengan warna hitam velvet dan ditegaskan dengan warna merah
pada mata. Betina memiliko plumage besar berwarna hijau kobalt
dengan warna hitam primer dan warna hijau terang yang membulat pada bulu ekor
serta berkaki kecil.
Reproduksi :
musim kawin dari Januari-Juni denga puncak di Febuari-April. Sarang dilapisi
oleh lumut, akar dan detritus di ketinggian 5 meter yang terletak tersembunyi
di pohon dengan banyak daun berada. Telur yangdihasilkan 2 dengan warna
olive-abu-abu dengan splotched
iregular coklat. Berpasangan secara monogami.
Habitat : hidup di daeral tropis sampai
subtropikal dengan tempat tinggal hutan primer maupun sekunder.
Penyebaran :
koastal India Selatan, Himalaya Timur, Myanmar, Indocina, Malay
Peninsula, Jawa, Sumatra, Borneo, Yunan,Pulau Palawan di Filipina
Diet : buah merupakan makanan
primer, terkadang memakan nektar, serta serangga
Irena puella
Daftar Pustaka
Anonim. Tanpa
Tahun. Lesser flamingo (Phoeniconaias minor). http://www.arkive.org/lesser-flamingo/phoeniconaias-minor. Diakses pada 3
Desember 2015 pukul 10.37
Ayat,
A. 2011. Panduan Lapangan Burung-Burung
Agroforest di Sumatera. World Agroforesty Center. Bogor. Hal. 94
Baptista,
L.F., Trail, P.W. & Horblit, H.M. (1997). Black-naped Fruit-dove (Ptilinopus melanospilus). In: del Hoyo, J., Elliott,
A., Sargatal, J., Christie, D.A. & de Juana, E. (eds.) (2014). Handbook of the Birds of the
World Alive. Lynx Edicions, Barcelona. (retrieved from http://www.hbw.com/node/54354 on
6 December 2015)
BirdLife
International. 2012. Lophura
nycthemera. The IUCN Red List of Threatened Species 2012:
e.T22679220A40117248. http://dx.doi.org/10.2305/IUCN.UK.2012-1.RLTS.T22679220A40117248.en . Diakses
pada 09 November 2015 pukul 9.24
BirdLife
International. 2015. Lesser Flamingo Phoeniconaias
minor.
http://www.birdlife.org/datazone/speciesfactsheet.php?id=3771. Diakses pada 3
Desember 2015 pukul 10.14
Cowell,
D. 2012. Silver Pheasant ( Lophura
nycthemera). www.gbwf.org.
Diakses pada 09 November 2015 pukul 9.52
Fowler,
E. 2011. "Pavo cristatus". http://animaldiversity.org/accounts/Pavo_cristatus/.
Diakses pada 6 Desember 2015. Pukul
10.15
Holman,
R. 2008. Psittacus erithacus. http://animaldiversity.org/accounts/Psittacus_erithacus/.
Diakses pada 7 Desember 2015 pukul 10.01
Humphrey,
S. R. And J. R. Brain. 1990. Endangered Animals of Thailand. Sandhill Crane. p.
172
Hutchins, M., J.
A. Jackson, W. J. Bock, and D. Olendorf. 2002. Grzimek’s Animal Life
Encyclopedia, 2nd edition. Vol. 9 Farmington Hills, MI: Gale Group. New
York. p. 247, 250, 255
Hutchins, M., J.
A. Jackson, W. J. Bock, and D. Olendorf. 2002. Grzimek’s Animal Life
Encyclopedia, 2nd edition. Vol. 10 Farmington Hills, MI: Gale Group. New
York. p. 416, 417
Hutchins, M., J.
A. Jackson, W. J. Bock, and D. Olendorf. 2002. Grzimek’s Animal Life
Encyclopedia, 2nd edition. Vol. 11 Farmington Hills, MI: Gale Group. New
York. p. 428, 429
Marchant, S. And P. J. Higgins. 1993. Order
Falconiformes. www.nzbirdsonline.org.nz. Diakses pada
26 Oktober 2015 pukul 23.38.
McGowan,
P.J.K. & Kirwan, G.M. (2015). Silver Pheasant (Lophura
nycthemera). In: del Hoyo, J., Elliott, A., Sargatal, J., Christie,
D.A. & de Juana, E. (eds.) (2015). Handbook of the Birds of the World Alive. Lynx
Edicions, Barcelona. (retrieved from http://www.hbw.com/node/53490 on
7 December 2015).
Myers,
P., R. Espinosa, C. S. Parr, T. Jones, G. S. Hammond, and T. A. Dewey. 2015. Haliastus indus Brahminy Kite. www.animaldiversity.org.
Diakses pada 26 Oktober 2015 pukul 20.28.
Myers,
P., R. Espinosa, C. S. Parr, T. Jones, G. S. Hammond, and T. A. Dewey. 2015.
Irena puella puella. http://animaldiversity.org.
Diakses pada 10 Desember 2015 pukul 2.45.
Radiopoetro,
Suharno, S. Djalal T., S. H. Suatoro, H. S. Djalal T., dan A. Muljo. 1996.
Zoologi. Erlangga. Jakarta.
Wells,
D. (2005). Asian Fairy-bluebird (Irena puella). In:
del Hoyo, J., Elliott, A., Sargatal, J., Christie, D.A. & de Juana, E.
(eds.) (2014). Handbook of the Birds of the World Alive. Lynx
Edicions, Barcelona. (retrieved fromhttp://www.hbw.com/node/60466 on 9 December 2015).
No comments:
Post a Comment