Sistem
Reproduksi Jantan
Spermatogenesis
merupakan proses pembuatan sel sperma (Tortora
and Derrickson, 2012).
Sistem
reproduksi jantan terdiri atas testis, duktus-duktus, kelenjar tambahan, dan
struktur penyokong (Tate,2012).
Duktus-duktus pada jantan terdiri atas epididimis, duktus deferentia/vas
deferens dan urethra (Tate,2012). Kelenjar tambahan terdiri atas seminal
vesicles, kelenjar prostat dan kelenjar bulbourethral. Struktur tambahan
terdiri atas skrotum dan penis, yang disebut juga sebagai organ luar kelamin
jantan (Tate,2012). Organ internal sendiri terdiri atas testis, epididimis,
duktus dan kelenjar (Tate,2012).
Testis merupakan sepasang kelenjar
berbentuk oval yang terletak di skrotum (Tortora and Derrickson, 2012). Testis diselubungi
oleh jaringan ikat yang membentuk kapsul luar yang disebut sebagai tunika
albuginea (Tate,2012). Perluasan tunika albuginea membentuk septa tak utuh yang
membagi testis menjadi 300-400 lobules (Tate,2012). Tubulus seminiferous tube
yang tergulung berlokasi di lobules dan tempat produksi sperma (Tate,2012). Sel Leydig atau sel interstitial merupakan klaster sel dengan
jaringan ikat halus yang dikelilingi oleh tubules dan memproduksi testosterone (Tate,2012).
Epididimis merupakan organ berbentuk
tanda koma yang panjang dari pinggir posterior tiap testis, dengan fungsi
pematangan sperma (Tortora and Derrickson, 2012). Duktus deferens menurun
sepanjang pinggir posterior epididimis di spermatic cord dan memasuki pelvic
cavity, yang berfungsi untuk mengangkut sperma ketika mendapat rangasangan
seksual dan menyimpan sperma (Tortora and Derrickson, 2012). Urethra merupakan
pemanjangan dari kantung kemih dari distal dan berakhir di penis (Tate,2012).
Urethra terbagi menjadi 3 bagian berupa prostatic urethra, membranous urethra
dan penile urethra, fungsinya untuk tempat keluarnya urine dan cairan
reproduksi jantan (Tate,2012).
Seminal vesicles merupakan kelenjar
berbentuk sac berlokasi dekat dengan ampula duktus deferens (Tate,2012).
Kelenjar ini memproduksi alkaline, cairan kental mengandung fruktosa,
prostaglandins dan protein kental yang berfungsi untuk meningkatkan kemampuan
fertilisasi jantan (Tortora and Derrickson, 2012).
kelenjar prostat merupakan kelenjar
berbentuk donat (Tortora and Derrickson, 2012). Prostat memproduksi asam
citric, enzim proteolitik, dan
seminalplasmin
kelenjar
bulbourethral memproduksi cairan alkaline ke dalam urethra untuk melindungi
pergerakan sperma, mensekresi mucus (Tortora and Derrickson, 2012).
skrotum
mengandung kulit kendur dan dibawah lapisan subcutaneous yang menggantung dari
posisi penempelan penis (Tortora and Derrickson, 2012).
Penis
adalah organ kopulasi yang mentransfer sel sperma ke betina (Tortora and
Derrickson, 2012).
Sperma
memiliki bagian penting berupa kepala dan ekor. Kepala flat memiliki nukleus
dengan 23 kromosom. Kepala sperma dilapisi akrosome yang berisi enzim untuk membantu
fertilisasi. Ekor sperma terbagi menjadi 4 bagian: leher mengandung sentriol;
bagian tengah mengandung mitokondria penghasil energi; bagian utama dan bagian
akhir.
Menurut
Butler,2012 pengamatan sperma dilakukan dengan bagian sel sperma ditempatkan
pada mikroskop slide dan difiksasi dengan panas. Sel yang tak bergerak akan
terwarnai dengan ‘Christmas Tree’ yang memiliki komposisi berupa alumunium
sulfat, nuclear fast red, asam pikrik dan indigo carmine. Selanjutnya sel
diamati dengan mikroskop cahaya. Kepala anterior sperma akan berwarna merah
atau pink, kepala posterior berwarna
merah gelap, spermatozoa biru, dan ekor akan berwarna kuning kehijauan.
Menurut
Garner dan Hafez (1985) dalam Johari dkk. (2009) kualitas semen akan dipengaruhi oleh genetik,
bangsa, dan pakan.
Sumber:
Amarudin. 2012. Pengaruh Merokok
terhadap Kualitas Sperma pada Pria dengan Masalah Infertilitas Studi Kasus
Kontrol di Jakarta Tahun 2011. Tesis.
Universitas Indonesia. Depok. Hal. 9
Butler, J. M. 2012. Adcanced Topics in Forensic DNA Typing:
Methodology: Methodology. Academic Press. London. P. 14
Johari, S., Ondho YS., S. Wuwuh, Henry
YB, dan Ratnaningrum. 2009. Karakteristik dan Kualitas Semen Berbagai Galur
Ayam Kedu. Seminar Nasional Kebangkitan
Peternakan. Semarang.
Tate, S. 2012. Seeley’s Principles of Anatomy and Physiology. 2nd Ed. McGraww
Hill. New York. p. 773, 774, 776, 777,
779
Tortora, G. J. And B. Derrickson. 2012.
Principles of anatomy and physiology.
John Wiley and Sons. Hoboken. P. 1130, 1131, 1136, 1138, 1140, 1141