Repirasi tumbuhan
Respirasi
merupakan proses melepaskan energi yang tersimpan dalam molekul organik melalui
metabolisme (Rand,
2001). Respirasi terjadi di sel hidup dengan dikontrol enzim yaang akan
melepaskan air dan karbondioksida (Rand, 2001). Proses pelepasan air
dan karbondioksida merupakan reaksi oksidasi glukosan dan bahan makanan lain (Campbell
et all. 2010). Oksidasi glukosa akan mentrasnfer elektron dalam kondisi energi
yang lebih rendah sehingga energi terbebaskan dan tersedia untuk mensintesis
ATP (Campbell et all. 2010). Pada tumbuhan gas berdifusi secara pasif ke
tumbuhan melalui stomata atau sel epidermis dan selanjutnya akan bertemu dengan
membran seluler lembab dan bergerak di air secara gradien difusi antara dan
dalam sel (Rand, 2001).
Repirasi
seluler terdiri dari beberapa tahap. Tahap pertama merupakan glikolisis. Dalam
tahap ini komponen organik diubah menjadi molekul berkarbon tiga (piruvat)
(Postlethwait and Hopson,2006). Selain mengubah materi, proses
glikolisis juga memproduksi ATP dan NADH (Postlethwait and Hopson,2006).
Proses ini berjalan secara anaerobik karena tak membutuhkan adanya oksigen (Postlethwait
and Hopson,2006). Tahap selanjutnya adalah siklus krebs yang akan
mengubah asetil-KoA dan memproduksi karbondioksida (Postlethwait and Hopson,2006).
Tahap selanjutnya adalah trasnport elektron yang memrpoduksi ATP ketika NADH
dan FADH2 melepaskan atom hidrogen serta meregenerasi
NAD+ dan FAD (Postlethwait and Hopson,2006).
Oksigen dibutuhkan dalam tahap ini sebagai aseptor akhir yang akan menerima
proton yang berasal dari atom hidrogen hasil dari NADH dan FADH2 (Postlethwait
and Hopson,2006).
Respirasi
dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor luar dan faktor dalam tumbuhan
akan mempengaruhi laju respirasi. Faktor-faktor tersebut diantaranya seperti:
a. Umur
dan kondisi fisiologi jaringan
Jaringan
muda dengan jumlah protoplasma yang banyak dan material dinding dengan sedikit
sel mati memiliki respirasi lebih tinggi dibandingkan dengan jaringan dewasa.
Jaringan dewasa memiliki massa aktifitas
fisiologi yang lebih sedikit. Jaringan yang mengandung konsentrasi N tinggi
berasosiasi dengan naiknya respirasi akibat banyaknya pemeliharaan yang
menuntut metabolisme protein pada jaringan (Pallardy,2008).
b. Substrat
Kenaikan jumlah substrat yang dapat dioksidasi akan menaikkan respirasi
(Pallardy,2008).
c.
Cahaya
Ketika
terdapat cahaya konsumsi oksigen pada mitokondria akan meningkat, menurun atau
stabil bergantung dengan banyaknya karbohidrat fotosintetik dan reduksi yang
ada di mitokondira dari kloroplas serta NADH fotorespirasi yang dikonsumsi(Pallardy,2008).
d. Suhu
Respirasi
dalam range temperature ketika suhu naik laju respirasi akan naik seperti kurva
eksponensial. Growth respiration akan
berefek tak langsung pada temperatur akan mengubah produksi jaringan baru. Efek
suhu pada respirasi akan dimediasi oleh faktor seperti kandungan air jaringan
dan jumlah substrat.
Efek suhu
terhadapt proses tumbuhan diindikasi oleh nilai q10. Q10 merupakan rasio laju
proses pada suhu T menuju laju di suhu T+10⁰C. Ketika lajunya berganda, q10
bernilai 2. Lajur respirasi
memiliki hubngan dengan aktifitas fisiologi (Opik & Rolfe, 2005). Proporsi respirasi
yang dapat menompang kerja seluler disebut sebagai growth respiration(Opik & Rolfe, 2005). Dalam jaringan yang
sama, kenaikkan laju respirasi menunjukkan kenaikkan aktifitas (Opik &
Rolfe, 2005).
Sumber:
Campbell, N. A., J. B. Reece, L. A. Urry, M. L., Cain,
S. A. Wasserman, P. V. Minorsky, & R. B. Jackson. 2010. Biologi. Erlangga.
Jakarta. Hal. 177
Opik,
H. And S. Rolfe. 2005. The Physiology of
Flowering Plants. 4th ed. Cambridge. Cambridge. P. 53
Pallardy, S. G.
2008. Physiology of Woody Plants. 3th ed. Academic Press. Amsterdam. p. 188,189
Postlethwait,
J. H. & J. L. Hopson. 2006. Modern
biology. Holt, Rinehart and Winston. New York.p. 131, 138, 139, 140
Rand, J. P. 2001. Plant
Biology. IDG Books Worldwide. New York. P. 85
No comments:
Post a Comment