Wednesday, June 3, 2015

Kinetin

Kinetin
                Kinetin merupakan contoh hormon tumbuhan sitokinin yang diproduksi secara sintetis (Postlethwait and Hopson,2006). Kinetin terbentuk ketika DNA dipanaskan (Mohr and Schoptfer, 1995). Kinetin merupakan komponen yang diidentifikasi sebagai 6-(2-furfuryl)-aminopurine (Mohr and Schoptfer, 1995). Sitokinin disintesis pada akar dan ditransport oleh xilem sap (Hopkins and Huner, 2009).
Dalam konsentrasi yang sedikit kinetin memberikan efek positif, tapi dalam konsentrasi yang tinggi akan berefek toksik (Pazurkiewicz-Kocot et al., 2011).  Sitokinin meningkatkan pembelahan sel, meningkatkan pertumbuhan lateral bud pada dikotil, menunda sebescene pada daun dan meningkatkan perbesaran kotiledon (Postlethwait and Hopson,2006; Rand, 2001 ). Hormon ini akan menghambat pemecahan protein, merangsang sintesis RNA dan protein juga memobilisasi nutrien dari jaringan sehingga  penuaan organ terhambat (Campbell et all. 2010).
Sitokinin akan ditransport melalui xylem dan bekerja ketika ada auksin untuk meningkatkan pembelahan sel (Rand, 2001).  Sitokinin berperan dalam perusakan dormansi biji pada biji cahaya sensitif, menghambat fomasi xilem dan pertumbuhan akar serta meningkatkan pembentukkan kloroplas (Pallardy,2008).
            Konsentrasi sitokinin pada daun dikontrol oleh pembelahan xilem sitokinin untuk jaringan reproduktif dan menjauh dari daun; metabolisme daun dan perubahan jumlah sitokinin pada xilem sap (Pallardy,2008).
Perbedaan konsentrasi sitokinin dengan auksin akan membentuk organogenesis yang berbeda (Rand, 2001). Ketika kinetin tinggi dan auksin rendah terbentuk batang, bila sebaliknya yang terbentuk berupa akar (Rand, 2001). Kinetin yang ada di tumbuhan dapat menghambat hormon IAA pada germinasi (Hadley and Harvais, 1968). Kinetin sendiri menstimulasi stout protocorms  yang mengandung amilum dan mengembangkan beberapa rambut epidermal (Hadley and Harvais, 1968). Kinetin bersama giberelin yang dikombinasikan akan mereduksi survival protocorms (Hadley and Harvais, 1968).
            Aktifitas sitokinin tereduksi di akar karena banjir, pH rendah, temperatur tinggi, dan kekeringan (Pallardy,2008).
            Sitokinin efektif dalam pembentukan nodule saat organisasi simbiosis N2 fixing  dan interaksi antara mikrobia dengan tumbuhan (Miransari and Smith, 2014).
Sumber:
Campbell,  N. A., J. B. Reece, L. A. Urry, M. L., Cain, S. A. Wasserman, P. V. Minorsky, & R. B. Jackson. 2010. Biologi. Erlangga. Jakarta. Hal. 418,419
Hadley, G. And G. Harvais. 1968. The Effect of Certain Growth Substance on Asymbiotic Germination and Development of Orchis purpurella. New Phytyol. 67: 441-445.
Hopkins, W. G. And N. P. A. Huner. 2009. Introduction to Plant Physiology. 4th Ed. John Wiley and Sons. Hoboken.  P. 353
Miransari, M. And D. L. Smith. 2014. Plant Hormones and Seed Germination. Environmental and Experimental Botany. 99 (2014): 110-121.
Mohr, H. And P. Schoptfer. 1995. Plant Physiology. Springer. New York. p. 393, 394
Pallardy, S. G. 2008. Physiology of Woody Plants. 3th ed. Academic Press. Amsterdam. p. 370,
Pazurkiewicz-Kocot, K., A. Kita, and A. Haduch. 2011. The effect of kinetin on the chlorophyll pigments content in leaves of Zea mays L. Seedlings and accumulation of some metal ions. https://is.pcz.pl/static/pdf/2011/zeszyt4/2011_4_09-Pazurkiewicz-KocotKita.pdf. Akses 30 Mei 2015 pukul 22.06
Postlethwait, J. H. & J. L. Hopson. 2006. Modern biology. Holt, Rinehart and Winston. New York. p.  632
Rand, J. P. 2001. Plant Biology. IDG Books Worldwide. New York. P. 115


No comments:

Post a Comment