Pendahuluan:
Deforestasi,pemukiman
dan padang rumput akan mengakibatkan berkurangnya zona vegetasi tumbuh. Vegerasi
akan mempengatuhi lingkungan sekitar dengan adanya vegetasi,udara terasa lebih
sejuk. Manfaat lain dari adanya vegetasi adalah mempengaruhi mikroklimat.
Seperti apa saja pengaruh vegetasi pada mikroklimat serta hubungan sebaliknya ?
Tujuan penulisan term paper untuk mempelajari dan mengetahui alasan perbedaan mikroklimat,reaksi vegetasi terhadap
mikroklimat dan mikroklimat akan
dipengaruhi oleh vegetasi yang ada di sekitas mikroiklim itu berada (Guzman and
Barradas 2011; Moufida and Djamel 2012; Spom,et al. 2009; Pinto.,et al 2010;
Rada and Rangel 2011) . term
paper ini akan membahas tentang:
Pembahasan:
Pengaruh jumlah
vegetasi
Jumlah
vegetasi saat ini dari tahun ke tahun menurun akibat hutan gundul yang
bertambah 240.000 km²/tahun sedangkan reboisasi hutan hanya berjalan 11.000 km²
(Guzman and Barradas 2011). Gundulnya hutan disebabkan karena populasi manusia
yang bertambah terus sehingga iklim global berubah,kesuburan tanah
berkurang,produktivitas tanah berkurang, degradasi sumber daya alam,radiasi
cahaya masuk tinggi,variasi musim harian ekstrim dalam suhu dan kelembaban
udara rendah (Pinto et al. 2010; Guzman
and Barradas 2011).
Pengaruh vegetasi yang
berkurang terhadap lingkungan hutan
Pengurangan
jumlah hutan akan menyebabkan berkurangnya jumlah vegetasi. Dengan berkurangnya
jumlah vegetasi diperlukan manajemen untuk melestarikannya. Oleh sebab itu
diperlukan manajemen yang lebih intensif pada hutan yang telah dibudidaya,misal
hutan yang harus dimanajemen adalah hutan yang telah mengalami pengurangan
jumlah pohon rindang dan vegetasi lantai sehingga keanekaragaman hayati
berkurang (Sporn et al. 2009). Dilaksanakannya manajamen yang lebih intensif
pada hutan akan mengubah mikroklimat karena kesenjangan kanopi dan tak ada
lapisan yang berkelanjutan di herba sehingga suhu meningkat,kelembaban udara
berkurang dan meningkatnya air hujan yang hanya akan melewati lapisan (Sporn et
al. 2009).
Dalam hutan yang terfragmentasi sehingga
terbentuk tepi hutan buatan(Pinto et al. 2010). Dengan adanya tepi hutan buatan
akan mengakibatnya konsekuensi serius pada mikroklimat sisa hutan yang tertanam
di habitat non hutan (Pinto et al. 2010). Adanya tepi hutan dan menghubungkan
dengan konfigurasi mikroklimat di hutan tambalan yang terisolasi akan terjadi
masalah penataan biota dalam lanskap sehingga terfragmentasi. Mikroklimat hutan
yang telah terfragmentasi terpengaruh variable berupa:lanskap metrik dan patch
(Pinto et al. 2010).
Pengaruh vegetasi di
lingkungan kota
Perkotaan memiliki ruang hijau yang sedikit sehingga
jumlah vegetasi pun sedikit. Dengan jumlah vegetasi yang terbatas,lingkungan
mengalami peningkatan suhu akibat permukaan tanah yang telah dilapisi oleh
beron dan aspal. Adanya vegetasi dalam kota akan mengurangi peningkatan suhu
akibat permukaan tanah yang dilapisi beton dan aspal serta radiasi matahari
tinggi akan berkurang (Moufida and Djamel 2012).
Perubahan mikroklimat
Mikroklimat akan berubah akibat hutan terfragmentasi.
Hutan terfragmentasi disebabkan variabel ‘patch’ dan lanskap metrik,seperti
usia fragmen,bentuk dan jenis matrik (Pinto et al. 2010). Akibat adanya fragmen
hutan,mikroklimat bervariasi dan spasial kompleks yang merupakan respon
terfragmentasinya kanopi serta presentasi penutupannya. (Pinto et al. 2010).
Cara vegetasi bertahan
pada mikroklimat yang tak menguntungkan
Vegetasi merespon perubahan mikroklimat dengan berbagai
cara agar dapat bertahan. Misalnya saat iklim ekstrim,vegetasi akan
mereproduksi secara vegetatif. Hal ini disebabkan bukan hanya akbiat adanya
iklim ekstrim tapi disebabkan karena lingkungan yang penuh tekanan. Contoh
lainnya adalah tunas yang terdapat dibawah naungan kanopi. Tunas yang berada di
bawah naungan kanopi akan diuntungkan karena mikroklimat tidak
ekstrim,suhu,kelembaban tanah lebih besar serta kandungan gizi dan radiasi
terbatasi (Rada et al. 2011). Seedling yang merupakan cara vegetasi bereproduksi
secara generatif sering ditemukan dibawah sinar matahari akan memberi keuntungan (Rada et al. 2011).
Perbedaan mikroklimat pada ekosistem yang berbeda akan
mempengaruhi regenerasi vegetasi. Misalnya hutan vegetasi lantai Polylepis sericea dan Paramo(strata
rendah ekosistem vegetasi dengan dominan “rosettes” yang besar,semak dan
rumput) akan mempengaruhi regenerasi tumbuhan
Polylepis sericea (Rada et al.
2011). Perbedaan mikroklimat akan mempengaruhi komposisi spesies vegetasi
(Sporn et al. 2009).
Cara vegetasi
mempengaruhi mikroklimat.
Vegetasi mempengaruhi mikroklimat dengan cara
menghasilkan seresah. Vegetasi menghasilkan seresah yang akan jatuh ke dalam
permukaan tanah. Bila seresah yang ada dalam permukaan tanah tidak
disingkirkan,struktur tanah akan terlindungi dari hujan dan pengurangan suhu
serta tingkat penguapan berkurang,laju infiltrasi meningkat. Seresah juga akan
mengurangi dampak erosi,surface run off berkurang dab mikroklimat menurun
sehingga sapling mengalami peningkatan survive (Guzman and Barradas 2011).
Dengan tidak adanya seresah suhu tinggi akan terjadi penguapan yang besar dan
jumlah air berkurang (Guzman and Barradas 2011). Dedaunan dari vegetasi akan menjaring 60-90% radiasi
matahari (Moufida and Djamel 2012).
Guzman, M. G. B and V.
L. Barradas. 2011. Microclimate and sapling survival under organic and
polyethylene mulch in a tropical dry deciduous forest. J. Bol.Soc.Bot.Méx. 88:27-34.
Moufida,
B and A. Djamel. 2012. Impact of vegetation on thermal conditions outside,
Thermal modeling of urban microclimate,Case study: the street of the republic,
Biskra. Energy Procedia 18: 73 – 84.
Pinto,
S. R. R., G. Mendes, A. M. M. Santos,M. Dantas,M. Tabarelli,and F. P. L.
Melo.2010. Landscape attributes drive
complex spatial microclimate configuration of Brazilian Atlantic forest
fragments. J. Tropical Conservation Science Vol.3
(4):389-402.
Rada, F., C. G. Nunez,S. Rangel.2011. Microclimate and regeneration patterns of polylepis sericea in a treeline
forest of the venezuelan andes. J.
Ecotrópicos 24(1):113-122.
Spom, S. G.,M. M Bos,M. H. Muncheberg,M.
Kessler, and S. R. Gradstein.2009.Microclimate
determines community composition but not richness of epiphytic understory
bryophytes of rainforest and cacao agroforests in Indonesia. J. Functional Plant Biology, 36:171–179.
No comments:
Post a Comment