LAPORAN RESMI
PRAKTIKUM BIOLOGI
|
I.
Judul Percobaan:
Indra Pengecap
II.
Standart Kompetensi:
Menjelaskan struktur dan fungsi
organ manusia dan hewan tertentu,
kelainan dan atau penyakit yang
mungkin terjadi serta implikasinya pada salingtemas.
III. Kompetensi
Dasar :
Menjelaskan keterkaitan antara
struktur, fungsi dan proses serta kelainan/penyakit yang dapat terjadi pada
system regulasi manusia (saraf,
endokrin, dan penginderaan).
IV. Tujuan
percobaan:
Mengetahui pembagian daerah
pengecap pada lidah.
V.
Dasar teori :
Lidah
adalah kumpulan otot rangka pada bagian lantai mulut yang dapat membantu
pencernaan makanan dengan mengunyah dan menelan. Lidah dikenal sebagai indera
pengecap yang banyak memiliki struktur tunas pengecap. Lidah juga
turut membantu dalam tindakan bicara.Juga membantu membolak balik makanan dalam
mulut ...(Graciella Eunike Satriyo,Sanjose,Bali)
Struktur lainnya yang berhubungan
dengan lidah sering disebut lingual,
dari bahasa Latin
lingua atau glossal dari bahasa Yunani,
γλωσσα.
Struktur
Sebagian besar, lidah tersusun atas otot rangka
yang terlekat pada tulang hyoideus, tulang rahang bawah dan processus styloideus di tulang pelipis. Terdapat
dua jenis otot
pada lidah yaitu otot ekstrinsik dan intrinsik.
Lidah memiliki permukaan yang kasar karena adanya tonjolan yang disebut
papila. Terdapat tiga jenis papila yaitu:
1. papila filiformis (fili=benang); berbentuk seperti
benang halus;
2. papila sirkumvalata (sirkum=bulat); berbentuk bulat,
tersusun seperti huruf V di belakang lidah;
3. papila fungiformis (fungi=jamur); berbentuk seperti jamur.
Terdapat satu jenis papila yang
tidak terdapat pada manusia, yakni papila folliata pada hewan
pengerat.
Tunas pengecap adalah
bagian pengecap yang ada di pinggir papila, terdiri dari dua sel yaitu sel
penyokong dan sel pengecap. Sel pengecap berfungsi sebagai reseptor, sedangkan
sel penyokong berfungsi untuk menopang.
Lidah putih
Titik-titik atau bagian putih
pada lidah dapat menjadi tanda-tanda beberapa kondisi medis:
- Efek samping dari antibiotik
- Candidiasis
- Debauch
- Dehidrasi
- Leukoplakia
- Keratosis
faringis
Namun saat ini banyak peneliti yang memasukan rasa kelima yaitu gurih atau
sedap yang ditamukan pada makanan yang bayakan protein pada dangaing, ikan dan
sebagainya. Rasa-rasa dasar ini dapat berevolusi sehingga kita dapat merasakan
rasa busuk atau berracun dari rasa pahit dan asam. Rasa manis membantu kita
untuk mengenalkan makanan yang menyehatkan atau kaya kalori, rasa asin
diperlukan untuk setiap funsi tubuh, dan rasa gurih dapat membantu kita
mengindentifikasikan makannan yang kaya akan protein. Ada beberapa orang yang
mempunyai “dunia rasa” yang berbeda-beda, misalnya ada yang menukai pedas,
ataupun ada yang tidak. Itu semua dipengaruhi oleh faktor genetis yang
berbeda-beda dan budaya sendiri-sendiri.Para peneliti telah membuktikan bahwa
di Amerika masyarakatnya adalah Supertaster yang merasakan cabe, jahe sangat
pedas sekalih begitu juga dengan gula mereka meresakan sangat manis sekalih.
Berbeda dengan Taster, mereka merasakan cahe dan cabai biasa saja begitu juga
dengan rasa yang lain. Ini disebabkan oleh jumlah papila yang berbeda.
VI. Alat dan
Bahan
a.
Larutan gula e. Gelas kimia
b.
Larutan garam f. Pipet
c.
Larutan jeruk nipis g. Responden
d.
Larutan sirih merah
VII.
Cara Kerja
1.
Menyiapkan alat dan bahan yang akan
digunakan
2.
Memilih 2 responden dari masing-masing
kelompok (responden A dan responden B)
3.
Meminta responden A untuk menjulurkan
lidahnya
4.
Meneteskan satu tetes larutan gula
pada bagian lidah yang peka terhadap rasa manis (ujung), kemudian menanyakan
pada responden seberapa cepat responden merasakannya kemudian mencatat bagian
lidah yang peka terhadap rasa tersebut dan seberapa cepat reaksinya
5.
Meminta pada responden A untuk
berkumur setiap selesai merasakan satu rasa
6.
Melakukan langkah 3 dan 4 untuk
larutan garam, jeruk nipis dan larutan pahit
7.
Melakukan percobaan yang sama pada
responden B dengan tidak meneteskan larutan pada bagian lidah yang peka
terhadap rasa tersebut.
VIII. Hasil
Pengamatan dan Pembahasan
Responden
|
Larutan
|
Daerah Lidah
|
Respon
|
1
|
Gula
|
Ujung lidah
|
Cepat
|
Garam
|
Tepi depan lidah
|
Cepat
|
|
Jeruk nipis
|
Tepi belakang lidah
|
Cepat
|
|
Sirih merah
|
Tengah belakang lidah
|
Cepat
|
|
2
|
Gula
|
Tepi depan lidah
|
Agak lambat
|
Garam
|
Ujung lidah
|
Agak lambat
|
|
Jeruk nipis
|
Tengah belakang lidah
|
Agak lambat
|
|
Sirih merah
|
Tepi belakang lidah
|
Agak lambat
|
IX. Kesimpulan
1.
Reseptor rasa manis terletak pada
ujung lidah, reseptor rasa asin terletak pada tepi depan lidah, reseptor rasa
asam terletak ditepi belakang lidah dan reseptor rasa pahit terletak di pangkal
lidah.
2.
Kita dapat merasakan rasa manis,
asin, asam, dan pahit di bagian lidah yang tidak peka terhadap rasa tersebut.
3.
Semua bagian lidah memiliki
kemoreseptor sehingga dapat merasakan rasa manis, asin, asam, dan pahit.
4.
Banyaknya papilla perasa tertentu
sangat mempengaruhi respon seseorang dalam merasakan suatu rasa larutan.
5.
Dari tiap rasa makanan dan
minuman otak mengintegrasikan input yang berbeda dari kuncup pengecapan, dan
mempersiapkan citarasa yang kompleks.
No comments:
Post a Comment