Wednesday, December 3, 2014

Scyllaridae



A.           Klasifkasi
               Menurut (Lavalli and Spanier, 2007) lobster kipas memiliki klasifikasi sebagai berikut:
Kingdom                       : Animalia
Class                              : Crustacea
Subclass                         : Malacostraca
Ordo                              : Decapoda
Subordo                         : Reptantia
Infraordo                       : Achelata
Family                            : Scyllaridae                           


B.            Keanekaragaman dan Morfologi
            Keanekaragaman  yang terdiri dari 4 Subfamily yaitu Arctidinae, ibacinae, scyllarinae dan theninae. Dari keempat subfamili ini terdapat 20 genus dan kurang lebih 88 spesies. Scyllarinae memiliki tubuh yang paling besar dari subfamili ini. S. haani mempunyai ukuran tubuh paling besar dengan TL 50 cm.
               Karakter diagnostik famili scyllaridae adalah memiliki karapaks dan tanpa rostrum,cepalothoraks dan abdomen. Famili ini termasuk crustacea berukuran besar dengan tubuh pipih,ganti kulit (Moulting), memiliki antena dan antenula, antena pendek lebar (Plate-Like), pleopod, pereopod, uropod, telson , mata cecile dan kecil, warna kusam, kaki berukuran seragam, tanpa penjepit, gonopor di basal kaki ketiga atau kelima.dactyl pada pereiopod kelima merupakan karakter untuk membedakan betina dan jantan. Pada jantan dactyl pada pereiopod kelima mengikuti pola biasa dengan kuku yang tak meruncing sedangkan pada betina dactyl dan segment propus terlihat jelas articulate berbentuk kecil dengan chela palsu yang berfungsi sebagai grooms betina serta ventrilates telur yang menempel pada pleopods.
Gambar 1. Perbedaan morfologi pereiopod betina dan jantan
              
               Genus Scyllarides masuk dalam subfamili Arctidinae dengan morfologi tubuh dorsoventralnya berbentuk kompress dengan karapaks vaulted yang tinggi. Scyllarides mempunyai atau tak memiliki shallow serta guratan cervical. Mandibularnya bersegmen 3. Pembeda dengan Arctides berupa somite abdominalnya tak ada alur dorsal transversal dan karapaksnya tak ada spina postorbital. Abdomen Scyllarides tak memiliki sculpturing,bagian dari punggung median.
Gambar 2. Contoh-contoh spesies dari genus Genus Scyllarides
               Genus Ibacus dan Parribacus masuk ke dalam subfamili Ibacinae dengan ciri karapaksnya kuat padat dan berbentuk dorsoventral dengan lekukan kedalam pada daerah leher sepanjang tepi lateral karapaks. Appendage mandibula sangat sederhana atau terdapat dua segmen. Orbital matanya terbuka ke arah anterior dan memiliki lekukan terbuka pada bagian leher
Gambar 3. Contoh spesies genus Ibacus
Gambar 4. Contoh spesies Parribacus
               Genus Thenus termasuk pada monogeneric subfamili Thenidae. Bentuk tubuhnya dorsoventral kompres. Tak terdapat flagellum yang terdapat di exopod pertama dan maxiliped ketiga. Orbital matanya terletak di anterolateral luad yang terdapat di karapaks dengan mata yang sangat kecil. Tepi lateral karapaks tidak terdapat gigi. Hanya lekukan leher,anterolateral bergigi dan postcervical gigi. Kaki kelima betina merupakan achelate.
Gambar 5. Contoh spesies dari genus Thenus
C.           Distribusi dan Habitat
                        Persebaran Scyllarides ini sangat luas dari daerah tropis sampai subtropis.
Gambar 6. Peta persebaran famili scyllarodes.

               Anggota genus Arctides, Parribacus dan Scyllarides hidup di perairan yang tenang dan koral yang berbatu. Kadang ditemukan di lumpur, sering juga ditemukan bercampur dengan cangkang, koral pasir atau pasir
D.           Reproduksi
               Perilaku  mating Scyllarids masih belum diketahui. Jantan Scyllarides memproduksi gelatin spermatophores yang terletak pada 4 dan 5 pereiopods yang akan ditransfer ke betina. Pembuahannya tak jelas ada di spermatophores atau diluar. Tetapi mereka memanipulasi spermatophore dan menyimpan secara internal.
E.            Siklus hidup

               Lobster kipas memulai hidupnya sebagai larva pilosoma yang hidup yang bersifat pelagic. Larva pilosoma ini berbentuk flat seperti daun,dengan warna transparan dengan appendages panjang dan cephalic sebagai pelindung yang sangat panjang serta lebih lebar dari thoraks. Beberapa scyllarids menetas sebagai naupliosoma yang memiliki bentuk hidup pendek hanya beberapa jam saja. Naupliosoma  ini hanya memiliki 1-3 pasang cephalic appendages.
Gambar . larva Scyllarides
                        Seluruh appendage thoracic menompang sebuah exopodite sampai larva mengalami metamorphic pada mulutnya ke post-larva. Exopodites kehilangan seluruh thoracic appendages kecuali maxilliped. Maxilliped tetap dipertahankan da digunakan untuk menghasilkan currents disekitar bagian mulut. pilosoma Scyllarides berbeda dari larva decapoda yang lain karena mereka kehilangan exopod pada maxilliped ketiga yang mengindikasi pemisahan filogeni pada strategi makan atau keperluan berenang.
                        Periode perkembangan pilosoma scyllarid butuh beberapa minggu bahkan sembilan bulan . kemudian scyllarid bermetamorfase menjadi fasi nisto yang bertanggung jawab untuk membuat translasi dari planktonik ke bentik. Nisto settles daan molting menjadi lobster kemudian hidup sebagai bentos sebagai juvenil dan kemudian menjadi mature sehingga dapat melakukan reproduksi.
Gambar . merupakan nisto dari Scyllarides nodifer
F.     Pemanfaatan

                        Sebagai sumber nutrisi yang memiliki nilai gizi yang tinggi dan dieksport.
G.           Perilaku
               Syllarid dapat memakan bivalvia,landak laut,crustasea lain,spon,gastropoda,barnacles, algae dan ikan.
               Dengan warna yang yang menyerupai subtrat keras mereka berkamuflase untuk menghindari predator diurnal. Lobster kipas termasuk nokturnal. Mereka mencari makan ketika malam hari dan saat siang hari mereka berada pada gua atau celah dinding batu vertikal.
H.           Budidaya
               Beberapa Scyllarid telah dikulturkan dari larva ke nisto. Tidak ada spesies Scyllarides yang telah dikulturkan. Walaupun Scyllarides spp. Telah disiap diproduksi dan telah bertelur di laboratorium,lama durasi larval stages dan sedikitnya pengetahuan tentang makananya,serta suhu,salinitas, intensitas cahaya dan  desain hidrodinamik yang baik dari tempat aquaculture membatasi dalam membesarkan larva. Kurangnya kultur pada lobster kipas dikarenakan sedikitnya pengetahuan seluruh siklus hidupnya. Scyllarides squammosus dan Scyllarides haanii telah diupayakan untuk budidaya oleh Australia dan industri perikanan tetapi data dan cara membudidayakan masih dirahasiakan.
               Padahal jika budidaya dapat dilakukan akan memberi keuntungan yang banyak. Contonya pada larva Scyllarides squammosus memiliki usia larva singkat dari familinya. Dengan sifat yang demikian ini,akan mempermudah kapasistas teknik untuk produksi dan berpeluang sukses lebih besar. Keuntungan lain dengan budidaya spesies lobster ini adalah ukurannya yang paling besar di antara Ibacus,Parribacus dan Thenus. Pada genus  Scyllarides ukuran yang paling besar adalah Scyllarideshaanii dengan panjang total tubuh 50cm.
daftar pustaka

Chan, T.Y. 1998. Lobster dalam Carpenter, K.E., Niem, V.H. FAO species a identification guide for fishery purposes. The Living Marine Resources of  Western Central Pacific. Vol.2, Cephalopods, Crustaceans, Holothurians and Sharks. Rome. P. 974-1043.
Clive Jones Northern Fisheries Centre, QLD Department of Primary Industries and Fisheries. 2008. Final report Studi kelayakan: Meningkatkan pembesaran dan nutrisi lobster di Nusa Tenggara Barat.  ACIAR. Canberra.
Coutures,E. and C. Chauvet. 2003. Study an Original Lobster Fishery in New Coledonia(Crustacea: Palinuridae and Syllaridae). National Museum of Natural History Smithsonian Institution. Washington,D.C.
Moosa, M.K., dan Aswandy, .I. 1984. Udang Karang (Panulirus sp.) dari Perairan Indonesia. Proyek Studi Pengembangan Alam  Indonesia, Studi Hayati Potensi Ikan, Lembaga Oseanografi Nasional. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. Jakarta. Hal. 41.
Phillips, B. F., P. A. Brown, D. W. Rimmer, and S. J. Braine. 1981.    Description, Distribution, and Abundance of Late Larval Stages of the Scyllaridae (slipper lobsters) in the south-eastern Indian Ocean. Australian Journal of Marine and Freshwater Research   32(3) 417-437.
Phillips,B. F. 2013. Lobsters: Biology,Management,Aquaculture And Fisheries. Wiley-BlackWell. West Sussex.
Poupin, J. and M. Juncker. 2010. A guide to the decapod crustaceans of the South Pacific. New Caledonia : CRISP and SPC
 

No comments:

Post a Comment