A.
Klasifkasi
Menurut (Lavalli and Spanier, 2007) lobster kipas memiliki klasifikasi sebagai berikut:
Kingdom : Animalia
Class : Crustacea
Subclass : Malacostraca
Ordo : Decapoda
Subordo : Reptantia
Infraordo : Achelata
Family : Scyllaridae
B.
Keanekaragaman dan
Morfologi
Keanekaragaman yang terdiri dari 4 Subfamily yaitu
Arctidinae, ibacinae, scyllarinae dan theninae. Dari keempat subfamili ini
terdapat 20 genus dan kurang lebih 88 spesies. Scyllarinae memiliki tubuh yang
paling besar dari subfamili ini. S. haani
mempunyai ukuran tubuh paling besar dengan TL 50 cm.
Karakter diagnostik famili
scyllaridae adalah memiliki karapaks
dan tanpa rostrum,cepalothoraks dan abdomen. Famili ini termasuk crustacea
berukuran besar dengan tubuh pipih,ganti kulit (Moulting), memiliki antena dan antenula, antena pendek lebar (Plate-Like),
pleopod, pereopod, uropod, telson , mata cecile dan kecil, warna kusam, kaki
berukuran seragam, tanpa penjepit, gonopor di basal kaki ketiga atau kelima.dactyl
pada pereiopod kelima merupakan karakter untuk membedakan betina dan jantan.
Pada jantan dactyl pada pereiopod kelima mengikuti pola biasa dengan kuku yang
tak meruncing sedangkan pada betina dactyl dan segment propus terlihat jelas
articulate berbentuk kecil dengan chela palsu yang berfungsi sebagai grooms
betina serta ventrilates telur yang menempel pada pleopods.
Gambar 1. Perbedaan morfologi pereiopod betina dan jantan
Genus Scyllarides masuk dalam subfamili Arctidinae dengan morfologi tubuh dorsoventralnya
berbentuk kompress dengan karapaks vaulted yang tinggi. Scyllarides mempunyai atau tak memiliki shallow serta guratan
cervical. Mandibularnya bersegmen 3. Pembeda dengan Arctides berupa somite
abdominalnya tak ada alur dorsal transversal dan karapaksnya tak ada spina
postorbital. Abdomen Scyllarides tak
memiliki sculpturing,bagian dari punggung median.
Gambar 2.
Contoh-contoh spesies dari genus Genus Scyllarides
Genus Ibacus dan Parribacus
masuk ke dalam subfamili Ibacinae dengan ciri karapaksnya kuat padat dan
berbentuk dorsoventral dengan lekukan kedalam pada daerah leher sepanjang tepi
lateral karapaks. Appendage mandibula sangat sederhana atau terdapat dua
segmen. Orbital matanya terbuka ke arah anterior dan memiliki lekukan terbuka
pada bagian leher
Gambar 3. Contoh
spesies genus Ibacus
Gambar 4. Contoh
spesies Parribacus
Genus Thenus termasuk pada monogeneric subfamili Thenidae. Bentuk
tubuhnya dorsoventral kompres. Tak terdapat flagellum yang terdapat di exopod
pertama dan maxiliped ketiga. Orbital matanya terletak di anterolateral luad
yang terdapat di karapaks dengan mata yang sangat kecil. Tepi lateral karapaks
tidak terdapat gigi. Hanya lekukan leher,anterolateral bergigi dan postcervical
gigi. Kaki kelima betina merupakan achelate.
Gambar 5. Contoh
spesies dari genus Thenus
C.
Distribusi dan
Habitat
Persebaran Scyllarides ini sangat luas dari daerah
tropis sampai subtropis.
Gambar 6. Peta
persebaran famili scyllarodes.
Anggota genus Arctides, Parribacus dan Scyllarides hidup di perairan yang
tenang dan koral yang berbatu. Kadang ditemukan di lumpur, sering juga ditemukan
bercampur dengan cangkang, koral pasir atau pasir
D.
Reproduksi
Perilaku mating Scyllarids masih belum diketahui.
Jantan Scyllarides memproduksi
gelatin spermatophores yang terletak pada 4 dan 5 pereiopods yang akan
ditransfer ke betina. Pembuahannya tak jelas ada di spermatophores atau diluar.
Tetapi mereka memanipulasi spermatophore dan menyimpan secara internal.
E.
Siklus hidup
Lobster kipas memulai hidupnya
sebagai larva pilosoma yang hidup yang bersifat pelagic. Larva pilosoma ini
berbentuk flat seperti daun,dengan warna transparan dengan appendages panjang
dan cephalic sebagai pelindung yang sangat panjang serta lebih lebar dari thoraks.
Beberapa scyllarids menetas sebagai naupliosoma yang memiliki bentuk hidup
pendek hanya beberapa jam saja. Naupliosoma
ini hanya memiliki 1-3 pasang cephalic appendages.
Gambar . larva Scyllarides
Seluruh appendage
thoracic menompang sebuah exopodite sampai larva mengalami metamorphic pada
mulutnya ke post-larva. Exopodites kehilangan seluruh thoracic appendages
kecuali maxilliped. Maxilliped tetap dipertahankan da digunakan untuk
menghasilkan currents disekitar bagian mulut. pilosoma Scyllarides berbeda dari
larva decapoda yang lain karena mereka kehilangan exopod pada maxilliped ketiga
yang mengindikasi pemisahan filogeni pada strategi makan atau keperluan
berenang.
Periode perkembangan
pilosoma scyllarid butuh beberapa minggu bahkan sembilan bulan . kemudian
scyllarid bermetamorfase menjadi fasi nisto yang bertanggung jawab untuk
membuat translasi dari planktonik ke bentik. Nisto settles daan molting menjadi
lobster kemudian hidup sebagai bentos sebagai juvenil dan kemudian menjadi
mature sehingga dapat melakukan reproduksi.
Gambar . merupakan nisto dari Scyllarides nodifer
F. Pemanfaatan
Sebagai sumber nutrisi yang memiliki
nilai gizi yang tinggi dan dieksport.
G.
Perilaku
Syllarid dapat
memakan bivalvia,landak laut,crustasea lain,spon,gastropoda,barnacles, algae
dan ikan.
Dengan warna yang yang menyerupai
subtrat keras mereka berkamuflase untuk menghindari predator diurnal. Lobster
kipas termasuk nokturnal. Mereka mencari makan ketika malam hari dan saat siang
hari mereka berada pada gua atau celah dinding batu vertikal.
H.
Budidaya
Beberapa Scyllarid telah
dikulturkan dari larva ke nisto. Tidak ada spesies Scyllarides yang telah
dikulturkan. Walaupun Scyllarides spp. Telah disiap diproduksi dan telah
bertelur di laboratorium,lama durasi larval stages dan sedikitnya pengetahuan
tentang makananya,serta suhu,salinitas, intensitas cahaya dan desain hidrodinamik yang baik dari tempat
aquaculture membatasi dalam membesarkan larva. Kurangnya kultur pada lobster
kipas dikarenakan sedikitnya pengetahuan seluruh siklus hidupnya. Scyllarides squammosus dan Scyllarides haanii telah
diupayakan untuk budidaya oleh Australia dan industri perikanan tetapi data dan
cara membudidayakan masih dirahasiakan.
Padahal jika budidaya dapat
dilakukan akan memberi keuntungan yang banyak. Contonya pada larva Scyllarides squammosus memiliki
usia larva singkat dari familinya. Dengan sifat yang demikian ini,akan
mempermudah kapasistas teknik untuk produksi dan berpeluang sukses lebih besar.
Keuntungan lain dengan budidaya spesies lobster ini adalah ukurannya yang
paling besar di antara Ibacus,Parribacus dan Thenus. Pada genus Scyllarides
ukuran yang paling besar adalah Scyllarideshaanii
dengan panjang total tubuh 50cm.
daftar pustaka
Chan, T.Y. 1998. Lobster
dalam Carpenter, K.E., Niem,
V.H. FAO species a identification guide for fishery purposes. The Living Marine
Resources of Western Central Pacific.
Vol.2, Cephalopods, Crustaceans, Holothurians and Sharks. Rome. P. 974-1043.
Clive Jones Northern
Fisheries Centre, QLD Department of Primary Industries and Fisheries. 2008. Final report Studi kelayakan: Meningkatkan pembesaran dan nutrisi lobster di Nusa
Tenggara Barat. ACIAR. Canberra.
Coutures,E. and C. Chauvet. 2003. Study an Original Lobster Fishery in New Coledonia(Crustacea:
Palinuridae and Syllaridae). National Museum of Natural History Smithsonian
Institution. Washington,D.C.
Moosa, M.K., dan Aswandy, .I. 1984. Udang
Karang (Panulirus sp.) dari Perairan Indonesia. Proyek Studi
Pengembangan Alam Indonesia, Studi
Hayati Potensi Ikan, Lembaga Oseanografi Nasional. Lembaga Ilmu Pengetahuan
Indonesia. Jakarta. Hal. 41.
Phillips, B. F., P. A. Brown, D. W.
Rimmer, and S. J. Braine. 1981. Description,
Distribution, and Abundance of Late Larval Stages of the Scyllaridae (slipper
lobsters) in the south-eastern Indian Ocean. Australian Journal of Marine
and Freshwater Research 32(3) 417-437.
Phillips,B.
F. 2013. Lobsters:
Biology,Management,Aquaculture And Fisheries. Wiley-BlackWell.
West Sussex.
Poupin, J. and M. Juncker. 2010. A
guide to the decapod crustaceans of the South Pacific. New Caledonia :
CRISP and SPC
No comments:
Post a Comment