1.
Udang galah (Macrobrachium rosenbergii)
Udang galah memiliki insang filobranchia dengan bentuk
axial elips dan terdapat cabang lateral/respirasinya bercabang. Setiap ingsang
memiliki sejumlah lamela terdiri atas lapisan-lapisan flat yang kemudian akan
menyatu membentuk aliran haemolymph dari lateral afferent vessels sampai ke
luar kanal marginal serta melewati haemilamella ke kapilaris ingsang
selanjutnya kanal marginal dalam dan kemudia kembali ke sentral afferent
vessel.
Ingsang udang ini sangat dekat dengan ruangan branchial
yang terbentuk antara dinding tubuh thoracic dan permukaan dalam karapaks yang
berguna untuk melindungi ingsang. Pencampuran flap mirip daun,scaphognathite
menyebabkan arus air untuk masuk ke ruang branchial. Air akhirnya ditarik dari
bukaan antara bases pereiopods dan dinding thoracic,mengikuti aliran ingsang
dengan ruangan branchial dan keluar di anterior. Ingsang secara langsung
terlibat dalam proses respirasi seperti regulasi osmo-ionik dan ekskresi.
Oksigen yang diambil dikirim ke jaringan difasilitasi
oleh pigmen respirasi,haemocyanin. Haemocyanin merupakan protein yang
mengandung tembaga.
Sistem pencernaan udang galah dimulai dari mulut
anteroventral yang teurun ke arah dorsal sepanjang tubuh dan berakhir di anus.
Struktur kanal alimentari udang windu adalah tubular. Sistem pencernaannya
dibagi menjadi bagian foregut,midgut dan hindgut beserta kelenjar
pencernaan;cecae dan diverticulae.
Partikel makanan yang telah dirusak dipisahkan dan
dipindahkan ke midgut. Pada midgut
terjadi absorsi nutrien dan kegiatan enzim. Hepatoppancreas membentuk komples
kompak saluran dan blind-ending tubules,yang merupakan bagian terbesar dari
cephalothoraks. Hepatoppancreas mensekresi enzim pencernaan,re-absorbsi nutrien
dan menyimpan energi. Sesuatu yang tak dapat dicerna dipaketkan ke butiran
feses dengan midgut dan didorong oleh kontraksi peristaltik ke hindgut. Proses
akhirnya daerah yang cukup pendek dan berhenti di otot yang dikontrol anus.
2.
Udang
windu (Penaeus sp.)
Udang windu memiliki ingsang dendritic. Ingasan tipe ini
bercabang dan membentuk subcabang. Udang windu juga memiliki tipe ingsang
filobrancia. Percabangan ingsang ini seperti piring. Darah masuk ke ingsang
lewat vessel afferent,yang memisahkan vessel efferent primer secara
longitudional. Vessel kedua mengalirkan darah ke cabang yang
berpasangan,kemudian ke filamen. Dari filamen ini akan melewati putaran paling
ujung dan beberapa berdifusi ke mikrolacunae. Campuran air-darah ini dihalangi
filamen 1-1,5ηm yang hanya menglewatkan
difusi gas. Darah beroksigen akan melewati putaran ujung dari filamen ke system
efferent selanjutnya ke jantung. Branchiostegite dalam,sama seperti ingsang
menyediakan lapisan untuk pertukran udara. Kutikula di sini sangat kecil dengan
ekstensif yang di bawah sistem kapilaris. Scaphognathie mempompa air ke seluruh
ingsang dan menghilang ke branchiostegites.
Sistem pencernaan udang windu dimulai dari mulut anteroventral yang teurun
ke arah dorsal sepanjang tubuh dan berakhir di anus. Struktur kanal alimentari
udang windu adalah tubular. Sistem pencernaannya dibagi menjadi bagian
foregut,midgut dan hindgut beserta kelenjar pencernaan;cecae dan diverticulae.
Foregut merupakan struktur ruangan yang berada di
cephalothoraks yang mencakup oesophagus dan lambung(cardiac dan ruangan
pilorik. Ruangan ini menyediakan
trituration dan mekanisme filter yang bekerja sama dengan enzim yang memulai
proses pencernaan. Gastric mill berfungsi sebagai mekanisme menggiling dengan
ossicles pada ruangan anterior dari foregut
Partikel makanan yang telah dirusak dipisahkan dan dipindahkan ke midgut.
Pada midgut terjadi absorsi nutrien dan
kegiatan enzim. Hepatoppancreas membentuk komples kompak saluran dan
blind-ending tubules,yang merupakan bagian terbesar dari cephalothoraks.
Hepatoppancreas mensekresi enzim pencernaan,re-absorbsi nutrien dan menyimpan
energi. Sesuatu yang tak dapat dicerna dipaketkan ke butiran feses dengan
midgut dan didorong oleh kontraksi peristaltik ke hindgut. Proses akhirnya
daerah yang cukup pendek dan berhenti di otot yang dikontrol anus.
3.
Kepiting bakau (Scylla serrata)
Makanan yang dimasukkan ke dalam mulut kepiting bakau
akan memasuki oesophagus menuju anterior(cardiac) bagian lambung. Cairan
digestive dari hepatoprankreas mengalir ke posterior/bagian pilorik ke anterior
bagian lambung. Bagian ini makanan akan dicampur dengan cairan digestive dan
digiling di penggiling gastik.
Massa dari cairan digestive dan makanan melewati segmen
ventral pada bagian anterior perut dan menuju ke posterior pada lambung.
Posterior lambung memfilter dan membuang partikel yang ukuran kebih dari 1nm.
Massa yang telah difilter dari cairan digestive dan makanan akan menuju ke
hepatoprankreas.
Pada proses pencernaan hepatoprankreas memiliki
fungsi:mensekresi dan mensisntesis enzim digestive;mengabsorbsi makanan yang
telah dicerna;metabolisme protein,karbohidrat,lipid dan vitamin;cadangan
mineral;pengelolahan cadangan makanan serta mendistribusi simpangan cadangan.
Setelah kelenjar digestive,makanan menuju ke midgut.
Midgut melakukan absorbsi nutrisi dengan fungsi utama meregulasi elektronik dan
air. Anterior dan posterior caeca terlibat pada proses penyerapan nutrisi.
Makanan kemudian menuju ke hindgut yang mengabsobsi air dan membentuk feces.
Air masuk ke dalam margin posterior karapaks dan sekitar dasar kaki. Point
masuknyanya adalah arus penukaran udara yang dibatasi,saat dibuka penghirupan
berlokasi di sekitar basis chelipeds.
Posisi depan dari bukaan penghirupan udara menghasilkan air berbentuk U
sepanjang ruang ingsang. Saat pengambilan napas air melewati posterior menuju
ke ruangan hypobranchial dan bergerak secara dorsal melewati lamela ingsang.
Pembuangan napas dengan aliran dari anterior bagian atas ruangan ingsang dan
dikeluarkan dari pasangan bukaan cornel lateral atas pada frame bucal.
Barness,
R.D. & E.E. Rupert.1994. Invertebrata
Zoology. 6 th Editon. Saunders College Publishing. London.
Dall,W. 1990. Advances in Marine Biology. Vol27. Acadimic
Press. London.
New,M. B. And W. C. Valenti. 2000. Freshwater Prawn Culture The Farming of Macrobrachium rosenbergii.
Blackwell Science. Paris.
Pavasovic,M. 2004. Digestive
profile and capacity of the mud crab (Scylla serrata). The Queendsland
University of Technology. Brisbane.
No comments:
Post a Comment