Wednesday, December 3, 2014

udang galah,udang windu dan kepiting bakau



1.      Udang galah (Macrobrachium rosenbergii)
Udang galah memiliki insang filobranchia dengan bentuk axial elips dan terdapat cabang lateral/respirasinya bercabang. Setiap ingsang memiliki sejumlah lamela terdiri atas lapisan-lapisan flat yang kemudian akan menyatu membentuk aliran haemolymph dari lateral afferent vessels sampai ke luar kanal marginal serta melewati haemilamella ke kapilaris ingsang selanjutnya kanal marginal dalam dan kemudia kembali ke sentral afferent vessel.
Ingsang udang ini sangat dekat dengan ruangan branchial yang terbentuk antara dinding tubuh thoracic dan permukaan dalam karapaks yang berguna untuk melindungi ingsang. Pencampuran flap mirip daun,scaphognathite menyebabkan arus air untuk masuk ke ruang branchial. Air akhirnya ditarik dari bukaan antara bases pereiopods dan dinding thoracic,mengikuti aliran ingsang dengan ruangan branchial dan keluar di anterior. Ingsang secara langsung terlibat dalam proses respirasi seperti regulasi osmo-ionik dan ekskresi.
Oksigen yang diambil dikirim ke jaringan difasilitasi oleh pigmen respirasi,haemocyanin. Haemocyanin merupakan protein yang mengandung tembaga.
Sistem pencernaan udang galah dimulai dari mulut anteroventral yang teurun ke arah dorsal sepanjang tubuh dan berakhir di anus. Struktur kanal alimentari udang windu adalah tubular. Sistem pencernaannya dibagi menjadi bagian foregut,midgut dan hindgut beserta kelenjar pencernaan;cecae dan diverticulae.
Partikel makanan yang telah dirusak dipisahkan dan dipindahkan ke midgut. Pada  midgut terjadi absorsi nutrien dan kegiatan enzim. Hepatoppancreas membentuk komples kompak saluran dan blind-ending tubules,yang merupakan bagian terbesar dari cephalothoraks. Hepatoppancreas mensekresi enzim pencernaan,re-absorbsi nutrien dan menyimpan energi. Sesuatu yang tak dapat dicerna dipaketkan ke butiran feses dengan midgut dan didorong oleh kontraksi peristaltik ke hindgut. Proses akhirnya daerah yang cukup pendek dan berhenti di otot yang dikontrol anus.
2.      Udang windu (Penaeus sp.)
Udang windu memiliki ingsang dendritic. Ingasan tipe ini bercabang dan membentuk subcabang. Udang windu juga memiliki tipe ingsang filobrancia. Percabangan ingsang ini seperti piring. Darah masuk ke ingsang lewat vessel afferent,yang memisahkan vessel efferent primer secara longitudional. Vessel kedua mengalirkan darah ke cabang yang berpasangan,kemudian ke filamen. Dari filamen ini akan melewati putaran paling ujung dan beberapa berdifusi ke mikrolacunae. Campuran air-darah ini dihalangi filamen 1-1,5ηm  yang hanya menglewatkan difusi gas. Darah beroksigen akan melewati putaran ujung dari filamen ke system efferent selanjutnya ke jantung. Branchiostegite dalam,sama seperti ingsang menyediakan lapisan untuk pertukran udara. Kutikula di sini sangat kecil dengan ekstensif yang di bawah sistem kapilaris. Scaphognathie mempompa air ke seluruh ingsang dan menghilang ke branchiostegites.
Sistem pencernaan udang windu dimulai dari mulut anteroventral yang teurun ke arah dorsal sepanjang tubuh dan berakhir di anus. Struktur kanal alimentari udang windu adalah tubular. Sistem pencernaannya dibagi menjadi bagian foregut,midgut dan hindgut beserta kelenjar pencernaan;cecae dan diverticulae.
Foregut merupakan struktur ruangan yang berada di cephalothoraks yang mencakup oesophagus dan lambung(cardiac dan ruangan pilorik.  Ruangan ini menyediakan trituration dan mekanisme filter yang bekerja sama dengan enzim yang memulai proses pencernaan. Gastric mill berfungsi sebagai mekanisme menggiling dengan ossicles pada ruangan anterior dari foregut
Partikel makanan yang telah dirusak dipisahkan dan dipindahkan ke midgut. Pada  midgut terjadi absorsi nutrien dan kegiatan enzim. Hepatoppancreas membentuk komples kompak saluran dan blind-ending tubules,yang merupakan bagian terbesar dari cephalothoraks. Hepatoppancreas mensekresi enzim pencernaan,re-absorbsi nutrien dan menyimpan energi. Sesuatu yang tak dapat dicerna dipaketkan ke butiran feses dengan midgut dan didorong oleh kontraksi peristaltik ke hindgut. Proses akhirnya daerah yang cukup pendek dan berhenti di otot yang dikontrol anus.



3.      Kepiting bakau (Scylla serrata)
Makanan yang dimasukkan ke dalam mulut kepiting bakau akan memasuki oesophagus menuju anterior(cardiac) bagian lambung. Cairan digestive dari hepatoprankreas mengalir ke posterior/bagian pilorik ke anterior bagian lambung. Bagian ini makanan akan dicampur dengan cairan digestive dan digiling di penggiling gastik.
Massa dari cairan digestive dan makanan melewati segmen ventral pada bagian anterior perut dan menuju ke posterior pada lambung. Posterior lambung memfilter dan membuang partikel yang ukuran kebih dari 1nm. Massa yang telah difilter dari cairan digestive dan makanan akan menuju ke hepatoprankreas.
Pada proses pencernaan hepatoprankreas memiliki fungsi:mensekresi dan mensisntesis enzim digestive;mengabsorbsi makanan yang telah dicerna;metabolisme protein,karbohidrat,lipid dan vitamin;cadangan mineral;pengelolahan cadangan makanan serta mendistribusi simpangan cadangan.
Setelah kelenjar digestive,makanan menuju ke midgut. Midgut melakukan absorbsi nutrisi dengan fungsi utama meregulasi elektronik dan air. Anterior dan posterior caeca terlibat pada proses penyerapan nutrisi. Makanan kemudian menuju ke hindgut yang mengabsobsi air dan membentuk feces.
Air masuk ke dalam margin posterior karapaks dan sekitar dasar kaki. Point masuknyanya adalah arus penukaran udara yang dibatasi,saat dibuka penghirupan berlokasi di sekitar basis  chelipeds. Posisi depan dari bukaan penghirupan udara menghasilkan air berbentuk U sepanjang ruang ingsang. Saat pengambilan napas air melewati posterior menuju ke ruangan hypobranchial dan bergerak secara dorsal melewati lamela ingsang. Pembuangan napas dengan aliran dari anterior bagian atas ruangan ingsang dan dikeluarkan dari pasangan bukaan cornel lateral atas pada frame bucal.

Barness, R.D. & E.E. Rupert.1994. Invertebrata Zoology. 6 th Editon. Saunders College Publishing. London.
Dall,W. 1990. Advances in Marine Biology. Vol27. Acadimic Press. London.
New,M. B. And W. C. Valenti. 2000. Freshwater Prawn Culture The Farming of Macrobrachium rosenbergii. Blackwell Science. Paris.
Pavasovic,M. 2004. Digestive profile and capacity of the mud crab (Scylla serrata). The Queendsland University of Technology. Brisbane.
 

No comments:

Post a Comment